Pengguna Facebook Cenderung Pasif dan Mudah Dibodohi

Fitur Timeline Facebook, sumber: sidomi.com
Bukan kali ini saja Facebook mengubah dan menambahkan fitur-fitur terbaru ke situsnya. Namun apa yang diumumkan oleh Mark Zuckerberg di Konferensi F8 minggu lalu merupakan perubahan paling besar sepanjang sejarah berdirinya situs tersebut. Hal ini karena dengan menggunakan fitur Timeline, hidup pengguna Facebook sudah terekam semenjak mereka bergabung dengan Facebook. Mereka dapat melihat kembali apa saja status yang telah mereka lakukan, komentar yang diberikan, kapan suatu peristiwa terjadi dan siap saja yang pernah dicolek di Facebook.
Fitur Timeline ini ibarat sebuah album sendiri selama berinteraksi di Facebook. Banyak pihak, terutama mereka yang mengerti teknologi menyambut hangat dan merasa fitur Timeline ini adalah kemajuan besar yang dilakukan oleh Facebook. Fitur ini kemudian dilengkapi dan diperkaya dengan Fitur Subscription, bagi siapa yang hendak mengikuti orang-orang tertentu yang penting bagi mereka, namun mereka tidak ingin berteman dengannya, layaknya Twitter. Sekali lagi fitur ini, meskipun berbau Twitter dan kemudian Google Plus menjadikan Facebook dan kegiatan berinteraksi di dalamnya menjadi semakin kaya.


Namun perlu diingat, sebagian besar pengguna Facebook, terutama di negara yang tingkat melek teknologinya rendah fitur-fitur tersebut hampir tidak ada artinya. Sebagian besar pengguna Facebook adalah kalangan ini, yaitu mereka yang hanya tahu menggunakan Facebook, namun tidak tahu persis bagaimana Facebook tersebut bekerja dan bagaimana mereka seharusnya dilindungi dalam berinteraksi di Facebook.


Pengguna di Indonesia contohnya yang merupakan pengguna nomor dua terbesar Facebook, hampir tidak peduli apakah Facebook melindungi mereka atau tidak. Apakah Facebook melanggar privasi mereka atau tidak dan apakah Facebook mengambil keuntungan dengan cara tidak baik dalam menggunakan informasi dan data-data penggunanya. Tidak heran, hampir tidak ada keluhan terhadap layanan di Facebook yang diorganisasi secara baik dan terarah. Bukan karena tidak pernah dirugikan, lebih kepada tidak tahu bahwa mereka sebenarnya banyak dirugikan.

Hal ini membuat pengguna Facebook cenderung pasif. Artinya sebagian besar pengguna Facebook menerima apa saja yang Facebook berikan kepada mereka, meskipun yang diberikan tersebut belum tenmtu cocok dengan selera mereka. Fitur-fitur baru seperti Timeline, Ticker, dan Subscription contohnya. Fitur-fitur ini berpotensi besar untuk membuka privasi pengguna lebih lebar, terutama ke publik. Sore ini seorang teman mengirimkan pesan di inbox Twitter saya, menanyakan mengapa foto-fotonya walau sudah diarahkan ke Only Friends, masih ada tag dan komentar dari Friends of Friends. Hal ini merupakan salah satu akibat Ticker yang mengabarkan kepada pengguna lain kegiatan yang melakukan upload foto, lalu dikomentari oleh temannya, komentar teman ini akan muncul di Tickernya dan dilihat oleh temannya yang lain sehingga kemudian terhubung dan bisa melakukan komentar dan tag.

Dengan banyaknya perubahan yang dilakukan oleh Facebook, sementara pengguna Facebook tidak dicerahkan sebelumnya mengenai perubahan ini secara ekstensif, akan membuat pengguna Facebook cenderung pasif terhadap perubahan ini. Pasif bukan berarti tidak mau mengikuti perubahan tersebut, tetapi pasif menerima tanpa tahu benar apa akibat yang mungkin terjadi dengan perubahan yang mereka ikuti. Sebagian besar pengguna Facebook, sekali lagi tergolong merekan yang pasif ini. 

Cobalah kita tanyakan kepada banyak sekali anak di bawah umur yang sangat sering menggunakan Facebook, saya yakin mereka tidak akan tahu benar perubahan tersebut dan terjebak untuk berubah karena memang dipaksa untuk menerima perubahan yang risikonya tidak pernah mereka perkirakan sebelumnya. Inilah yang banyak dipertanyakan penggiat privasi di berbagai negara. Pengguna Facebook bukan hanya orang dewasa, tetapi ada 7% dari 800 juta orang yang merupakan anak-anak di bawah umur yang tidak tahu menahu apa akibat Facebook bagi mereka. Bahkan orang dewasa sekalipun, hampit tidak peduli dengan privasi mereka selagi mereka bisa menggunakan Facebook.

Dari mereka yang pasif inilah Facebook banyak memperoleh pemasukan. Mereka yang tidak cerdas dalam menggunakan Facebook, mereka yang hanya menurutkan keinginan narsis tanpa pikir panjang akibat yang akan menimpa mereka di kemudian hari. Saya ingat sekali sebuah pengandaian : Orang Bodoh akan Jadi Santapan Mereka yang Pintar.

Comments

  1. hahaha, Om Mpus, makasih sudah berkunjung lagi, semoga bermanfaat yah Om ..hehee

    ReplyDelete
  2. hahaha, iya tuh, kayaknya FB gitu Kang Dudi, perubahannya malah bikin nggak enak ..hahaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Perang Twitter Versus Instagram