Google Peduli dengan Engineer Perempuan
Bila Microsoft pernah diduga lebih mempriotitaskan kaum pria untuk memduduki posisi strategis, tidak demikian halnya dengan Google. Google merupakan perusahaan yang cukup memberikan tempat bagi perempuan. Buktinya salah satu engineer perempuan Google pertama sampai sekarang masih menduduki posisi kunci di perusahaan tersebut, yaiitu Marissa Mayer. Jikalau Sheryl Sandberg tidak pindah ke Facebook, tentunya posisinya juga akan berada di yang penting karena sebelum pindah ke Facebook, Sheryl Sandberg menjabat sebagai Vice President of Global Online Sales and Operations.
Kini tradisi Google melejitkan bakat-bakat perempuan di dunia teknologi terus dilanjutkan. Beberapa waktu yang lalu Google menjadikan seorang blogger perempuan yang biasanya menulis artikel di CNET.com untuk menjadi karyawannya. Selanjutnya seorang perempuan yang sangat berbakat di mesin pencari dan bekerja di Microsoft, juga berhasil diambil Google untuk bekerja bagi mereka. Berita terbaru, Google berhasil lagi mengambil karyawan dari Yahoo yang sudah bekerja di Yahoo selama 13 tahun untuk bekerja bagi Google Plus. Anne Toth, demikian nama perempuan ini merupakan Chief Trust Officer di Yahoo dan sangat dihormati karena keahliannya di bidang online privacy. Berkat Anne Toth Yahoo dipuji memiliki kekuatan yang sangat baik di bidang privasi online. Dengan bergabubungnya Anne Toth ke Google Plus, dipercaya, privasi pengguna Google Plus yang sudah sangat baik akan makin meningkat.
Keberadaan engineer perempuan merupakan fenomena di bidang teknologi. Banyak anggapan, bahwa teknologi sangat jauh dari perempuan alias perempuan dianggap gaptek. Anggapan ini setidaknya dipatahkan oleh Google dengan memiliki beberapa engineer perempuan yang sangat cemerlang sehingga berhasil membuat media sosial Google, Google Plus mendapatkan sambutan yang luar biasa dari pengguna. Tidak kurang dari 22 perempuan pintar yang dimiliki Google saat ini merupakan mereka yang terlibat secara langsung dalam mendesain Google Plus. Ini memberikan aroma persaingan yang cukup kontras dengan Facebook di mana engineer laki-laki sangat mendominasi situs Facebook. Bahkan dikabarkan bahwa sebagian kecil engineer perempuan yang bekerja di Facebook tidak tahan dengan kondisi yang sangat kelaki-lakian di Facebook.
Tidak tahu juga apakah Google sengaja memberikan peluang lebih besar kepada perempuan sebagai upaya penerapan kesetaraan. Hal yang sangat jelas para engineer perempuan di Google memang cukup banyak, terutama yang bertanggung jawab terhadap media sosial Google Plus. Coba kita kenal satu-persatu dari engineer perempuan Google tersebut.
1. Ana Ulin
Anna Ulin berasal dari Swedia, telah menjadi pengembang di Google sejak tahun 2005, setelah ia lulus dari Universitas Chalmers Of Technology Swedia di bidang Teknik Elektro.
Frances Haugen merupakan Google Plus Profiles and Search Product Manager. Frances Haugen bekerja di Google sejak tahun 2006. Ia memiliki gelar BS di bidang Teknik Elektro dan Komputer dari Olin dan MBA dari Harvard Business School. Haugen memiliki keahlian di dalam desain dan data.
3. Denise Ho
Denise Ho merupakan lulusan Stanford di bidang Ilmu Komputer dan seorang manajer produk Google Plus, dengan minat khusus dalam produk foto.
4. Brynn Evans
Brynn Evans adalah desainer UX di Google Plus yang baru saja bergabung dengan Google musim panas yang lalu.
Shimrit Ben-Yair merupakan seorang Product Manager di Google Plus ia memiliki gelar sarjana dalam Ilmu Komputer serta Statistik dan Riset Operasi dari Tel Aviv University dan MBA dari Sloan School of Management di MIT.
Daftar di atas merupakan sebagian kecil dari perempuan yang mendesain dan bertanggung jawab terhadap pengembangan Google Plus. Masih ada nama-nama terkenal lainnya di bidang komputer seperti Natalie Villalobos yang merupakan Community Manager di Google Plus, Olga Wichrowska, Kelly Ellis, Mimi Sun, Irene Chung, Madoka Hayashi, Shailu Chauhan, Joanne McKinley, dan masih banyak lagi.
Harus diakui bahwa dari nama-nama di atas memang tidak satupun perempuan tersebut berasal dari Indonesia. Namun kita tentu saja bisa berharap, salah satu engineer perempuan Google di masa depan adalah orang Indonesia karena karyawan Google sangat multi etnis dan berasal dari berbagai negara.
Melihat sedemikian banyak perempuan yang berada di Google dan khususnya di Google Plus anggapan bahwa perempuan gaptek tidak sepenuhnya benar. Google telah memberikan kesempatan yang sama besarnya bagi engineer perempuan untuk berkarier dan menjabat posisi kunci di Google. Nah jika anda sudah menggunakan Google Plus dan ingin memasukkan mereka ke Circles Anda, silahkan klik pada nama-nama di atas. Jangan khawatir update mereka tidak melulu soal teknologi, tetapi juga tentang kehidupan keseharian.
Sumber: readwriteweb, Google Plus
Comments
Post a Comment