Benarkah Samsung akan Meninggalkan Android?

Samsung kini menjadi raja, baik di ponsel (secara keseluruhan) maupun di smartphone. Pada kuartal ketiga tahun 2012 yang lalu, Samsung mengapalkan 56,9 juta smartphone di seluruh dunia. Raja ponsel yang dulu akrab dengan nama Nokia, kini sudah diambil alih oleh Samsung. Perlu juga dicatat, Samsung juga merupakan raja di Android. Penguasaan pasarnya meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2011 yang lalu, di mana saat ini Samsung berhasil meraih pasar sebesar 46%. Posisi tersebut tentu jauh mengalahkan HTC yang sebelumnya menjadi penguasa di Android.

Android merupakan sistem operasi andalan Samsung untuk meraih laba di pasar smartphone. Perlu dicatat, hanya ada dua vendor yang berhasil meraih keuntungan di pasar smartphone, yaitu Samsung dan Apple Inc. Di kuartal ketiga yang lalu, laba Samsung dari divisi mobile diperkirakan dua per tiga dari keseluruhan laba konsolidasi Samsung. Artinya dengan laba kuartal ketiga sebesar 6 miliar dollar, 4 milliar dollar berasal dari divisi mobile, di mana smartphone Samsung berbasis Android merupakan penyumbang terbesar.

Android tentunya bukan milik Samsung, tetapi Google. Kontrol Android ada pada Google sehingga Samsung sama halnya dengan vendor lain, memiliki ketergantungan kepada Android dan Google. Bukti ketergantungan vendor Android kepada Google terlihat kepada seri yang dikeluarkan oleh Google. Saat ini versi terbaru Android adalah Jelly Bean. Namun sebagian besar handset masih berbasis Gingerbread atau lebih rendah lagi Frozen Yoghurt (Froyo). Ketika Google merilis versi terbaru Android, tidak serta-merta vendor Android langsung melakukan upgrade terhadap handset mereka. Mereka harus menyesuaikan dengan skin yang mereka buat sendiri sehingga memakan waktu yang cukup lama.

Untuk itulah vendor Android besar seperti Samsung perlu memiliki alternatif sistem operasi, yang kalau bisa milik sendiri. Samsung sebenarnya juga merilis handset berbasis Windows Phone (terbaru Windows Phone 8) milik Microsoft. Namun lagi-lagi sama dengan Android, Windows Phone milik Microsoft dan berada di luar kontrol Samsung.

Usaha Samsung untuk membuat OS sendiri sebenarnya telah dimulai ketika merilis sistem operasi ponsel Bada. Sistem operasi Bada ditujukan untuk ponsel low end. Sejauh ini penjualannya cukup baik, namun tidak lagi diupgrade sehingga cukup tua. Samsung pun telah menkonfirmasi bahwa mereka akan segera mengganti sistem operasi Bada ini dengan sistem operasi lain. Pertanyaannya, apa nama sistem operasi tersebut?

Rumor beberapa bulan yang lalu menyebutkan bahwa Samsung bekerja sama dengan Intel akan merilis sistem operasi ponsel dan smartphone baru bernama Tizen. Jika kita lihat dari sisi Intel, ini merupakan usaha mereka yang kedua kalinya, setelah kerja sama dengan Nokia meluncurkan sistem operasi Meego beberapa waktu yang lalu. Ssitem operasi Meego ini gagal karena Nokia lebih memilih untuk menjadi pengikut Microsoft dengan merilis seri Nokia Lumia.

Rumor tentang keinginan Samsung memiliki sistem operasi sendiri tersebut makin kencang, setelah ada kabar dari Jepang. Kabar tersebut mengatakan bahwa Samsung akan bekerja sama dengan Docomo, operator terbesar di Jepang untuk merilis smartphone berbasis Tizen di Jepang pada tahun 2013. Tentu saja ini merupakan tanda bahwa setidaknya Samsung mulai mencari alternatif Android agar ketergatungan mereka kepada Android  Google bisa dikurangi.

Alternatif Windows Phone mungkin tidak memadai bagi Samsung karena mereka hanya akan beralih ketergantungan dari Google ke Microsoft. Jadi masuk akal, Samsung lebih memilih Tizen, hasil kolaborasi dengan Intel untuk menyerbu pasar dan bersaing dengan Android, iOS, BlackBerry dan Windows Phone.

Pertanyaannya, apakah Samsung akan meninggalkan Android dan fokus di Tizen? Jawaban yang masuk akal saat ini adalah Samsung seharusnya tetap di Android.

Android-lah, dengan segala kekurangannya saat ini yang menjadikan Samsung sebagai Raja Smartphone. Bila kita lihat kuartal ketiga Samsung, jumlah pengapalan sebesar 56,9 juta unit merupakan rekor yang sebelumnya tidak pernah bisa dilakukan oleh single vendor. Berkat Android Samsung memperoleh pendapatan yang tidak sedikit sehingga bisa bersaing dengan Apple Inc.

Lalu, apakah fungsi Tizen bagi Samsung dengan mengeluarkan handset di tahun 2013? Perlu kita lihat bahwa sistem operasi smartphone saat ini dikuasai oleh Android dan iOS. Tiga dari empat smartphone yang dijual ke pasar berbasis Android. Ini artinya sistem operasi ini sedang disukai oleh konsumen. Meninggalkan sesuatu yang sedang disukai konsumen jelas memiliki kerugian yang tidak sedikit. Jadi Samsung akan tetap fokus menghasilkan handset Android, sambil melihat perkembangan Tizen. Jadi Tizen sebenarnya mungkin hanya semacam uji coba. 

Hal yang perlu diingat adalah saat ini tidaklah mudah memperkenalkan sistem operasi smartphone baru. HP pernah mencoba dengan membeli Palm yang memperkenalkan sistem operasi WebOS yang juga berbasis kernel Linux. Sistem operasi WebOS ini bisa dikatakan gagal. Demikian juga usaha Intel dan Nokia dengan merilis sistem operasi Meego. Meskipun sempat hadir ke pasar dengan Nokia N9, ternyata Nokia lebih memilih untuk bergabung dengan Microsoft dan merilis seri Nokia Lumia berbasis Windows Phone yang sejauh ini juga kurang menggembirakan.

Ini artinya besar sekali risiko bagi vendor untuk memperkenalkan sistem operasi smartphone baru ke pasar. Jika kita lihat lebih jauh, Android sudah memberikan hal yang maksimal bagi para vendor yang menganutnya. Dengan kekurangan di sisi paten (sudah ditambal dengan pembelian Mototola oleh Google), Android kini merupakan pilihan paling realistis bagi vendor termasuk Samsung. Jika beralih ke Windows Phone tentu saja butuh waktu karena pasarnya sangatlah kecil. Jika membuat sistem operasi sendiri risiko gagalnya cukup besar sehingga membuang-buang investasi.

Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya