Pekerja Seks Komersial antara Kemajuan Gadget dan Internet

sumber: .lightstalkers.org

Sebuah penelitian terhadap pekerja seks komersial di New York menunjukkan bahwa para pekerja seks komersial (PSK) tersebut sudah sangat jamak dalam menggunakan gadget dan internet sebagai media untuk bertransaksi. Internet dan kebangkitan ponsel telah dimanfaatkan banyak pekerja seks untuk bertransaksi secara lebih profesional. Dengan ponsel atau smartphone yang jaringan internet  tersedia di dalamnya para pekerja seks komersial dapat mengontrol citra mereka, menetapkan harga, dan menghindari germo, mami, dan perantara lain yang pernah mengambil bagian dari pendapatan para pekerja seks komersial tersebut. Bisnis seks di zaman internet sekarang ini merupakan bisnis yang telah sangat berkembang,  kurang berisiko danmakin menguntungkan, hal ini  menarik beberapa perempuan kelas menengah untuk terjun dalam bisnis yang bebas pajak ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudhir Venkatesh yang dipublikasikan di Majalah Wired Edisi Februari 2011 terhadap  para pekerja seks komersial di New York bisa sedikit membuka mata kita terhadap para pekerja seks komersial ini dalam melakukan bisnis dan bagaimana kemajuan internet dan gadget bisa menolong  mereka dalam bertransaksi. Sudhir Venkatesh mengikuti 290 orang pekerja seks komersial dan menghabiskan waktu 12 bulan bersama mereka. Banyak di antara pekerja seks komersial tersebut menutupi profesi mereka dari pengetahuan keluarga. Hasil dari penelitian selama 12 bulan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Lokasi ( Indoor vs Outdoor Sex Work)
Berdasarkan lokasi dikenal dua jenis pekerja seks komersial, yaitu Streetwalkers dan Escorts. Terdapat beberapa perbedaan antara PSK Streetwalkers dengan Escorts. Biasanya para Streetwalkers mendapat bayaran 75 dollar untuk setiap transaksi, sedangkan escorts pendapatannya lebih besar 50% dibandingkan yang diperoleh  StreetwalkersStreetwalkers biasanya paling tidak pernah dipenjara selama dua kali, sedangkan escorts hampir tidak pernah berinteraksi dengan polisi. Dalam hal perlakuan, Streetwalkers biasanya rata-rata dipukuli 4 kali dalam setahun, sedangkan escorts hanya dua kali. Biasanya para Streetwalkers membawa pisau kecil di dompet untuk jaga diri, sedangkanescorts lebih mengupayakan suatu tempat yang aman bagi klien mereka. Biasanya streetwalker adalah pemadat, artinya mereka melacurkan diri karena ingin terus membiayai kebiasaan nge-drug, sedangkanescortterus melacurkan diri untuk membiayai pembelian pakaian dan sepatu mereka.

Agen (Germo)
Lebih dari 60% pekerja seks komersial yang diteliti, pernah berkerja dengan agen atau germo tertentu. Kebanyakan para pria hidung belang memang mencari pasangan melalui agen atau germo karena mereka tidak mau repot harus berkeliling mencari dan bisa mengurangi biaya yang tidak perlu. Namun dari sisi pekerja seks komersial agen atau germo bukanlah sesuatu yang selalu baik. Hal ini karena germo sedikit sekali memberikan perlindungan terhadap mereka padahal penghasilan mereka selalu dipotong oleh germo tersebut. Untuk dapat menyesuaikan dengan selera pria hidung belang yang selalu mencari PSK melalui germo, para PSK membuat sebuah situs tertentu di internet, yang fotonya merupakan foto-foto palsu dan memberi nama situs tersebut seolah situs tersebut merupakan sebuah agen atau germo yang cukup besar dan bonafid, padahal sebenarnya situs tersebut merupakan usaha mandiri dari para pekerja seks komersial tersebut untuk menghindari germo.
Bayaran
Terdapat berbagai kelas bayaran pekerja seks komersial seperti  Streewalkers, Self Employed, bergabung dengan agen kelas bawah (blue collar agency), dan agen kelas atas. Untuk Streewalkerssetiap satu kali  transaksi PSK akan mendapat 75 dollar, self employed mendapat 150 dollar tanpa potongan, tetapi ia harus membayar biaya pemasaran, transportasi, keamanan, biaya untuk penyedia kamar, dan obat untuk kliennya. PSK yang bergabung dengan agen kelas bawah akan mendapat jatah 60% dari tarif 350 dollar per transaksi. Biasanya agen membayar untuk iklan dan keamanan, sedangkan klien membayar biaya kamar dan minuman. Bayaran bagi PSK yang bekerja untuk agen kelas atas jauh berbeda. Biasanya klien membayar dua kali, masing-masing untuk PSK dan agennya secara berbeda dengan nilai yang sama, misalnya jika PSK dibayar 2.000 dollar sekali transaksi, agennya juga harus dibayar sejumlah yang sama.
Pendidikan yang Ditamatkan dan Pekerjaan sehari-hari
Sebagian besar pekerja seks komersial di New York yang diteliti memiliki ijazah SMA (86%), 53% di antaranya pernah kuliah, dan 19% memiliki ijazah sarjana. Selain itu, mereka juga bekerja (tidak hanya menjadi pekerja seks komersial). Mereka bekerja di bidang food service, seperti restoran dan katering (47%), kesenian seperti penari, aktris, dan pemain musik (11%), retail sales (43%), dan penerbitan (9%).
Gaya Hidup
Walaupun bekerja sebeagi pekerja seks komersial, banyak PSK yang tetap bergaya dan merawat tubuh terutama rambut pirang (blonde) mereka, memakai gadget mahal dan berusaha dekat dengan karyawan hotel untuk melancarkan bisnis mereka. Untuk urusan gadget mereka biasanya memakai BlackBerryatau iPhone. Dari para PSK yang diteliti, 70% diantara mereka memakai BlackBerry dan 11%  iPhone. Merupakan suatu keterkejutan sendiri mengapa mereka memiliki dua gadget ini. Namun dari ciri pemakai Blackberry dan iPhone kita bisa paham bahwa para pemakai Blackberry dan iPhone adalah orang bisnis yang necis dan profesional. Paling tidak para PSK tersebut berusaha agar mereka terlihat seperti itu dengan memakai kedua gadget ini.
Barang Favorit
Dalam setiap transaksi yang mereka lakukan, terdapat beberapa barang yang mesti ada dalam tas para PSK tersebut. Beberapa barang favorit yang harus ada dalam tas para PSK adalah sebagai berikut.
1. Dua buah ponsel, satu ponsel tidak cukup karena risiko ponsel diambil oleh klien pemakai jasa PSK sangat besar sehingga dua ponsel dalam tas sesuatu yang rasional.
2. Celana dalam ekstra, biasanya para lelaki hidung belang akan mengambil celana dalam PSK sebagai souvenir, tentu saja ini tidak gratis, sekalian ini juga pemasukan bagi para pekerja seks komersial.
3. Krim anti memar atau kemerahan untuk pertolongan pertama disebabkan oleh perlakuan kasar klien.
4. Permen karet
5. Kondom dan pelumas, kalau klien tidak ingin memakai kondom, mereka harus membayar 25% lebih mahal dari tarif yang disepakati.
Selain barang favorit, para PSK juga memiliki barang yang tidak pernah dibawa dalam melakukan pekerjaan. Barang-barang tersebut,  yaitu ID Card (KTP), kalaupun membawa biasanya KTP palsu dengan alamat yang juga palsu, kartu kredit atau  debit agar tidak diketahui dimana mereka tinggal, dan tanda pembayaran (karena memang tidak dibutuhkan).
Tempat Melakukan Aksi
Kemajuan Facebook ternyata dimanfaatkan sebagai media bagi para pekerja seks komersial untuk menjual jasa mereka. Dari penelitian ditemukan  61 persen mengatakan mereka sudah pernah menggunakan craigslist sebuah situs untuk iklan, sebagian besar untuk mengiklankan diri. Namun akhir-akhir ini banyak dari pekerja seks komersial tersebut yang beralih ke Facebook, 83 persen diantara PSK yang diteliti memiliki halaman Facebook, diperkirakan pada akhir tahun 2011, Facebook akan menjadi media mendapatkan klien paling terkemuka bagi para PSK .
Bila kita amati data-data di atas, ternyata para PSK sangat melek teknologi. Mereka juga menggunakansocial media seperti Facebook untuk berinteraksi dan mencari klien. Kecenderungan pengguna Facebook yang terus meningkat, merupakan pasar tanpa batas yang sangat menarik. Apalagi menjadi pengguna Facebook tak harus bayar, bisa beriklan dengan murah dan memungkinkan untuk upload foto sebanyak mungkin dengan tingkat kerahasiaan yang bisa diatur. Selain itu penggunaan gadget yang fokus pada Blackberry dan iPhone juga sesuatu yang perlu kita kritisi. Tampaknya kedua gadget tersebut berperan dalam mempermudah para PSK dalam melakukan pekerjaannya. Dalam kasus Facebook pun demikian, Facebook membantu PSK untuk lebih mudah menemukan klien mereka dengan biaya yang sangat minim. Dengan kemajuan teknologi dan internet, pekerja seks komersial pun telah mengubah cara-cara mereka dalam berbisnis. Tak dipungkiri lagi telnologi dan internet telah mempermudah sehingga kemudian makin memperbanyak perempuan yang terjun ke dalam bisnis ini.
Note: Artikel ini merupakan artikel pindahan dari blog di Wordpress di tahun 2011

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Perang Twitter Versus Instagram