Mengapa Baterai Smartphone dan Tablet Cepat Sekali Habis?


Sinyal operator hanya EDGE, itupun satu batang saja
Pernah mengalami menggunakan smartphone dalam waktu yang sangat singkat baterai sudah habis? Pernah menggunakan tablet yang di pagi hari baterainya 100%, namun baru dua atau tiga jam bersisa hanya 15-20%?

Padahal dalam spesifikasi handset, vendor yang memproduksi handset menyebutkan baterai bisa bertahan minimal 8 jam jika digunakan dalam kondisi heavy use. Kadang kita menjadi curiga mengapa hampir tidak pernah tercapai standar yang disebutkan oleh vendor dalam hal daya tahan baterai. Mungkin ini hanya perkiraan penggembira saja agar konsumen cukup percaya dengan kemampuan baterai handset.

Dari beberapa pengalaman menggunakan smartphone dan tablet, saya mulai memahami mengapa baterai handset sangat cepat habis dalam suatu waktu tertentu. Tidak peduli apakah handset berbasis iOS Apple Inc. atau Android Google, saya hampir menemukan pengalaman yang sama, yaitu daya tahan baterai tidak seperti yang dijanjikan dalam spesifikasi handset.

Harus kita akui, sangat banyak hal yang memengaruhi daya tahan baterai. Artinya kekuatan baterai akan sesuai dengan dijanjikan oleh vendor jika banyak hal bisa terpenuhi. Faktor penggunaan handset merupakan hal yang sangat penting. Makin sering digunakan dalam kondisi heavy use, baterai akan makin cepat habis. Selain itu, penggunaan aplikasi gratis juga dituding memboroskan daya 75% lebih besar daripada aplikasi berbayar.

Namun semua itu, mungkin masih bisa diakali dengan berbagai cara. Saya merasakan salah satu faktor yang sangat menetukan adalah kekuatan  atau kemerataan sinyal operator. Mengapa demikian?

Saya pernah menggunakan tablet Android selama 7 jam tanpa henti. Ketika itu saya memperoleh sinyal yang sangat stabil di sepanjang perjalanan di kanal 3G dan HSDPA. Hampir tidak pernah mengalami kehilangan sinyal atau sinyal EDGE. Mulai menggunakan di kondisi baterai 90% sekitar jam 11.00 siang, saya baru melakukan pengisian ulang jam 20.00 malam.

Ketika saya bertanya ke seorang eksekutif operator telekomunikasi di Indonesia, ia membenarkan bahwa kondisi sinyal operator yang tidak stabil akan membuat baterai cepat habis. Misalnya, jika anda berlangganan 3G atau HSDPA, namun yang anda peroleh adalah sinyal di kanal 2G EDGE atau bahkan tidak ada sinyal sama sekali di beberapa tempat. Peralihan dari ketiadaan sinyal, lalu ke EDGE, lalu ke 3G dan kemudian ke HSDPA akan membutuhkan daya baterai yang cukup besar.  Apalagi kondisi tersebut terjadi berulang-ulang sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, baterai anda akan habis.

Pernyataan eksekutif operator telekomunikasi tersebut tentunya tidak saya amini begitu saja sehingga saya melakukan uji coba ke berbagai perangkat yang saya miliki, seperti iPhone, Galaxy Note dan tablet Android MediaPad Huawei.

Masing-masing handset tersebut saya pasangkan operator yang berbeda. Setiap pagi saya melakukan pengisian ulang dan mulai di level 100%. Dengan pemakaian yang biasa saja, ketiga handset menunjukkan hasil yang hampir sama, yaitu baterai yang cukup cepat habis. Hal yang lebih mengherankan saya adalah Galaxy Note dengan kekuatan baterai 2.500 mAH, hanya tahan beberapa jam saja dalam pemakaian normal. Padahal handset ini baru saya miliki dua minggu. Ketika saya perhatikan sinyal operator yang menjanjikan HSDPA, ternyata hanya EDGE dan terkadang tidak ada sinyal sama sekali, padahal saya tinggal di perkotaan.

Saya kira apa yang dijanjikan vendor dalam hal daya tahan baterai hampir mustahil kita alami. Ketidakmerataan penetrasi sinyal operator jelas sangat berpengaruh terhadap kinerja baterai. Makin tidak konsisten sinyal operator, baterai akan semakin cepat habis, tidak peduli apa pun handset yang anda pakai. Bila sinyal operator bolak-balik hilang, EDGE, 3G, HSDPA secara terus-menerus, daya tahan baterai akan semakin menipis.

Baterai handset yang tahan lama seperti pengalaman pengguna di Amerika Serikat, Eropa dan Korea Selatan yang sangat stabil sinyal operatornya, mungkin tidak akan pernah kita nikmati, terutama jika anda makin jauh dari perkotaan. Di perkotaan saja sinyal operator tidak stabil apalagi di daerah yang makin jauh dari kota. Saya rasa operator harus menghindari jual kecap kepada konsumen. Jangan hanya iklan melulu, namun kenyataan di lapangan berkata lain.


Comments

  1. Makasih infonya.... jadi harus pintar pilih operator ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mas, sejauh ini dari pengalaman saya operator tidak beda2 banget dalam soal ketidakstabilan sinyal ......

      Delete
  2. Basi juga ya dihargai dong, berharga bagi yang belum tau

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih dukungannya Om, semoga artikelnya bermanfaat ..salam

      Delete
  3. kapan ya operator bisa murah??? slama ini yg ada bacotnya doang......kami kaum kecil di indodonesia ,negara kami sendiri malah di jajah bangsa sendiri kejam! , ayo kita kemali ke asal telpon rumah aja , kalo internet pake wifi aja yg gratis , kerugian kami udah banyak semenjak ada jaringan yg bernama gsm, anjing....

    ReplyDelete
  4. puluhan tahun ponsel gsm tetap mahal gak ada perubahan ,,,,kita udah banyak di rugikan oleh jaringan gsm ,

    ReplyDelete
  5. pantesan hp ku cepat abis batrenya rupanya d sebabkan sinyal yang tak stabil,thanks infonya sob....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Perang Twitter Versus Instagram