Guy Kawasaki Apple Evangelist, Tidak Lagi Menyukai iDevice Apple Inc.

-
Guy Kawasaki
Benarkah iDevice kehilangan pamor dari pencintanya setianya? Jika pertanyaan tersebut diajukan kepada Guy Kawasaki jawabannya "Ya". Guy Kawasaki merupakan orang penting di kesuksesan Apple Inc. di tahun 80-an. Ia dijuluki sebagai Apple Evangelist karena bisa memengaruhi sedemikian banyak orang untuk menggunakan komputer Mac Apple. Inc. 

Namun kini hal itu sudah tidak lagi. Guy Kawasaki sudah berubah haluan 180 derajat. Ia kini merupakan fans garis keras Android, sistem operasi smartphone dan tablet dari Google. Bahkan tidak satupun iDevice yang ia pakai saat ini.

Dalam wawancara dengan readwrite.com Guy Kawasaki membuka rahasia mengapa ia sangat menyukai Android dan benar-benar meninggalkan iOS Apple Inc. yang terdapat di perangkat iDevice. 

Guy Kawasaki berpindah ke Android satu tahun yang lalu. Meskipun baru satu tahun, sudah merupakan waktu yang cukup baginya untuk benar-benar meninggalkan iDevice Apple Inc. Ia mengatakan orang lain boleh terpesona dengan iOS, namun ia sudah tidak lagi. Ia jatuh cinta kepada smartphone Android, kemudian juga tablet Android di mana ia menggunakan Google Nexus 7. Hal yang perlu digarisbawahi dari pernyataan Guy Kawasaki adalah:
To me the great irony is that Apple’s slogan was `Think Different,’ but today if you think different you’re looking at Android.
Kesimpulan cepat dari apa yang dikatakan oleh Guy Kawasaki tersebut di atas adalah bahwa jika anda mencari sesuatu yang berbeda, hal itu tidak lagi anda dapatkan dari iDevice Apple Inc., tetapi ada di Android. Ironis memang, slogan Think Different tersebut merupakan slogan yang pada awalnya digunakan Apple Inc. untuk menarik sebanyak mungkin pengguna, namun kini slogan tersebut diartikan dalam hal berbeda pada perangkat Android, setidaknya menurut Guy Kawasaki.

Hal yang perlu diketahui lebih lanjut adalah ternyata Guy Kawasaki juga tidak tertarik dengan tablet terbaru Apple Inc., yaitu iPad Mini. Menurutnya tidak ada sesuatu yang menariknya untuk berpindah dari Nexus 7 ke iPad Mini. Jika ada ia akan berpindah dalam hitungan detik.
Demikian juga dengan iPhone terbaru, yaitu iPhone 5. Guy Kawasaki tidak akan berpindah ke iPhone 5 meskipun sudah diperlengkapi dengan koneksi LTE seperti kebanyakan perangkat Android. Ia beranggapan Android lebih baik daripada iOS Apple Inc. 

Tentu ada alasan mengapa Guy Kawasaki sangat menyukai Android dan berani meninggalkan lingkungan iOS Apple Inc. yang selama ini ia pakai. Terlebih lagi, ia adalah orang yang juga turut andil atas keberhasilan Apple Inc. itu sendiri.

Guy Kawasaki mengungkapkan bahwa ia menyukai fitur Near Field Communication (NFC), kemampuan multitasking dan urutan aplikasi secara abjad yang terdapat di perangkat Android. Hal lain yang disukainya adalah kabel standar yang terdapt di perangkat Android. Ini memudahkannya untuk menggunakan perangkat Android apakah itu Samsung Galaxy S3 atau tablet Nexus 7. Sementara Apple Inc. menerapkan hal yang berbeda. Kabel merupakan bisnis dan tidak standar secara universal, bahkan bisa berbeda antarperangkat iOS seperti yang terjadi di iPhone 5. Ini artinya merepotkan pengguna.

Pada awalnya Guy Kawasaki menggunakan Motorola Droid Razr Maxx, namun kini ia menggunakan Samsung Galaxy S3. Saya kira, Guy Kawasaki tidak sendiri dalam hal ini. Steve Wozniak, salah satu pendiri Apple Inc. juga mengapresiasi kehebatan Android dan tidak segan untuk menujukkan kesukaannya terhadap Android. Demikian juga sebagian besar konsumen smartphone dunia karena 75% sekarang ini merupakan pengguna Android, bukan iOS Apple Inc.

Hal yang perlu dicatat adalah Guy Kawasaki berpindah ke Android bukan karena dibayar, bukan karena Android lebih murah, bukan karena ia memperoleh demo produk secara gratis, namun karena semata-mata karena Android lebih baik.

Sumber: Readwrite 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

-
Image
Jalan Surabaya, sumber dokume pribadi Bagi anda yang tinggal di Jakarta tentu Jalan Surabaya, di dekat stasiun kereta api Cikini bukan sesuatu yang asing lagi. Bahkan bagi saya yang warga di luar Jakarta, Jalan Surabaya ini sudah menjadi tujuan tertentu untuk berburu barang antik dan CD ( compact disc ) bekas dengan kualitas sangat baik. Saya sangat beruntung, di Jalan Surabaya ini masih berdiri hingga kini para penjual barang antik dan CD ( compact disc ) bekas. Lokasi ini menurut saya sebuah tempat yang luar biasa bagi mereka yang mencari barang antik dan khususnya CD bekas premium. Premium di sini berarti sebagian besar CD bekas yang dijual adalah CD asli dan dalam kondisi yang baik. Tidak dipungkiri, di pasar saat ini masih banyak terdapat album grup atau penyanyi lawas tersebut yang diproduksi ulang. Namun harganya tetap masih mahal, sedangkan kesan historisnya tidak ada. Untuk mengatasi hal tersebut saya sering membeli CD dan kaset bekas yang harganya lumayan murah dan m...
Read more

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

-
Image
http://media.photobucket.com Coba anda tanyakan ke anak remaja zaman sekarang, tahukah mereka Enny Arrow? Saya kira sebagian besar mereka akan menggelengkan kepala. Namun bila anda tanyakan kepada mereka yang kini berusia di atas 35 tahun, nama Enny Arrow mungkin tidak asing bagi mereka. Saya sendiri tidak tahu pasti kapan pertama kali mendengar nama Enny Arrow dan membaca buku-buku hasil karya Enny Arrow. Mungkin sekitar SMP di tahun 1987 sampai dengan kuliah sekitar awal tahun 90-an. Bagi banyak remaja di sekitar tahun tersebut, Enny Arrow merupakan hal yang penting dan mengajarkan kepada mereka betapa liarnya imajinasi bila menyangkut hal-hal yang berbau seks. Sekilas kita kembali ke akhir tahun 80-an. Saat itu tentu saja mana ada DVD, VCD atau Blue Ray. Internet siapa pula yang punya. Hidup di zaman orde baru yang serba terbatas dalam hal menyangkut kreatifitas adalah suatu kemustian. Namun sastra esek-esek tidak kehilangan pamor. Salah satunya yang paling banyak dibi...
Read more

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

-
Image
Dunia internet adalah dunia Wild Wild West . Jika dulu sering nonton film koboi di mana koboi bisa menyalakkan pistol dan senapan seenaknya, demikianlah perumpamaan dunia internet kini. Setiap orang, kecil besar, dewasa atau anak-anak, remaja atau yang sudah tua sangat bisa melakukan apa saja yang mereka kehendaki di internet. Bila anda sanggup untuk menahan emosi, marah, kesal dan mungkin ngeri, cobalah tonton video penembakan massal yang terbaru, misalnya di Bufallo AS. Begitulah internet yang dulu dicita-citakan Tim Berners Lee sebagai media informasi menjadi dunia kelam dan mungkin sejarah kelam umat manusia. Orang-orang yang selalu berkelahi di media sosial, mereka yang selalu pamer di Instagram atau orang-orang yang memutarbalikkan fakta dan menyebarkan teori konspirasi di Facebook dan YouTube adalah keseharian dunia internet. Saya ingat sebuah kalimat yang menggambarkan korupsi, tetapi akhir-akhir ini sangat cocok untuk diandaikan kepada para pengguna internet. Power Tends to Co...
Read more