Mengapa Jokowi Menjadi Kesayangan Media

Joko Widodo atau lebih dikenal Jokowi, Guberneu DKI
 sumber: 2.bp.blogspot.com


Jokowi atau Joko Widodo kini menjadi Kecintaan Media online atau media darling. Kegiatannya selaku gubernur DKI kini hampir tidak pernah luput dari pemberitaan media online maupun media offline. Bila kita lihat definisi Media Darling, Jokowi mungkin benar berada dalam kondisi tersebut dalam beberapa waktu terakhir, khususnya semenjak muncul mobil Esemka, mengikuti Pilkada DKI dan terakhir berhasil menjadi gubernur mengalahkan Fauzi Bowo.

Media darling atau Kesayangan Media adalah A celebrity who is especially popular and who receives frequent and very favorable attention in the news media. Penekanan definisi di atas bukan pada kata celebrity, tetapi pada potongan kalimat very favorable attention in the news media.

Salah satu media yang memiliki intensitas tinggi dalam memberitakan segala hal tentang Jokowi adalah media online berupa situs berita, blog, media sosial seperti Twitter dan forum. Tentu kita ingin melihat seberapa deras sebenarnya pemberitaan tentang Jokowi tersebut. Saya ambil contoh tiga situs berita penting berikut ini (data diambil beberapa waktu yang lalu).

1. Situs berita kompas.com. Jika kita lakukan pencarian dengan kata kunci “Jokowi” akan diperoleh sebanyak 1.777 artikel yang relevan dengan kata kunci Jokowi tersebut.

2. Situs berita detik.com lebih rinci dalam memperlihatkan berita tentang Jokowi. Per hari ini sudah ada 13 berita tentanga Jokowi, dalam seminggu ada 269 berita tentang Jokowi, dalam satu bulan terakhir sebanyak 737 berita dan setahun terakhir berjumlah 2045 berita relevan dengan Jokowi.

3. Situs berita viva.co.id juga hampir sama dengan detik.com merangkum berita tentang Jokowi yang pada 24 jam terakhir berjumlah 13 berita, satu minggu ditemukan 110 berita, sebulan ada 350 berita dan setahun terakhir 1086 berita relevan dengan Jokowi. Di viva.co.id dari tanggal 1 Juli 2012 hingga hari ini terdapat 774 berita relevan dengan Jokowi.

4. Pencarian di google.co.id. Jika kita memasukkan kata “Jokowi” ke bilah pencarian ditemukan 25 juta hasil pencarian yang relevan dengan kata tersebut.

Melihat hasil-hasil di atas dan masih akan terus bertambah, saya kira Jokowi sudah cukup membuktikan bahwa dirinya memang sumber yang sangat penting untuk diberitakan dalam beberapa waktu terakhir ini.

Kembali kepada media darling di atas, sebenarnya kita tidak dapat secara tepat membuktikan bahwa Jokowi benar-benar menjadi  media darling/Kesayangan Media. Artinya pada skala tertentu mungkin ada tokoh lain yang bisa menjadi pesaing Jokowi, sebut saja Ahok yang menjadi pasangannya di Pilkada DKI. Namun setidaknya hasil di atas memberikan gambaran betapa Jokowi telah menenggelamkan beberapa tokoh lain karena berita tentang dirinya lebih mendominasi dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain tersebut, seperti Dahlan Iskan atau Presiden SBY.

Banyaknya pemberitaan terhadap Jokowi pada akhirnya membentuk image atau citra Jokowi tersebut di publik. Tidak bisa kita pungkiri, media adalah pembuat opini masyarakat. Jika media secara terus-menerus memberitakan hal-hal baik terhadap Jokowi, citra baik Jokowi akan terbangun dengan sendirinya di publik. Demikian pula sebaliknya, jika citra negatif terus-menerus diberitakan oleh media.

Hal yang perlu kita lihat dalam kasus Jokowi adalah bahwa citra baik tersebut mungkin tidak secara sengaja dibangun pada awalnya. Kita bisa melihat bahwa ketika menjadi Walikota Solo, hanya sebagian kecil saja media yang akrab dengan pemberitaan Jokowi. Namun setelah kasus mobil nasional versi Esemka di Solo, secara konsisten kemudian Jokowi memperlihatkan citra yang selama ini hilang dari sebagian besar pejabat di Indonesia seperti merakyat,  bersih dari korupsi dan dicintai.

Semenjak kasus mobil Esemka itu, makin hari makin banyak orang yang mengenal pribadi Jokowi, tiada lain melalui media yang selalu memberitakan Jokowi. Citra Jokowi sebagian besar merupakan antitesis dari kebanyakan pejabat di Indonesia. Jika mobil sebagian besar pejabat adalah mobil mewah, Jokowi cukup mobil rakitan anak SMK. Ia juga dikabarkan tidak pernah mengambil gajinya, padahal pejabat lain selain memperoleh gaji juga melakukan korupsi.

Sampai saat ini, ketika terpilih menjadi Gubernur DKI, pemberitaan Jokowi terus-menerus mengalir. Bahkan bisa dikatakan alirannya cukup deras karena apapun kegiatan Jokowi kini diliput media. Saya juga ingat sebelum Jokowi menjadi media darling, Dahlan Iskan juga pernah mengalami hal ini. Kita bisa melihat sekian banyak buku lahir dari Dahlan Iskan, sekian banyak liputan tentang dirinya. Media berlomba-lomba memberitakan di mana Dahlan Iskan suatu saat tertentu.

Namun kemudian Dahlan Iskan tenggelam seiring dengan naiknya Jokowi. Jokowi pun nanti dengan sendirinya akan mengalami hal yang sama, baik karena peakpemberitaan tentang dirinya sudah tercapai, tetapi juga karena munculnya tokoh baru yang menjadi media darling baru. Hal yang patut kita pikirkan adalah sampai sejauh mana Jokowi akan menjadi media darling. Saya kira agak sulit untuk menjawab hal ini.

Bila kita melihat definisi media darling/Kesayangan Media tersebut di atas, tokoh yang menjadi media darling sepertinya menuai manfaat yang belum terlihat. Artinya pemberitaan yang intens dari media terhadap Jokowi mungkin belum tentu semuanya bermanfaat untuk citra positif Jokowi di mata publik. Untuk itulah kita bisa melihat pengertian media darling dari sisi A person who can make good use of all media platforms to benefitt hem in some way.

Secara sadar atau tidak, Jokowi telah menuai banyak manfaat dari posisinya sebagaimedia darling. Bila kita pilah-pilah mana berita baik, mana berita buruk terhadap Jokowi, kemungkinan besar lebih banyak berita baiknya. Berita baik dari berbagai media tersebut membuat citra baik Jokowi di media dan karena publik mengikiti media, citra baik tersebut juga menjadi opini publik. Pertanyaannya bagaimanakah Jokowi mengarahkan posisinya untuk menjadi media darling sehingga memperoleh manfaat bagi citra positif dirinya?

Saya hanya mengira-ngira, beberapa hal berikut ini dilakukan oleh Jokowi atau orang-orang yang berada di sekitarnya secara terencana maupun sukarela. Langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membuat Publisitas
2. Memperluas Jangkauan
3. Persiapan yang Matang

Saya rasa, Jokowi punya rencana tentang apa yang seharusnya media beritakan tentang dirinya. Dalam beberapa waktu terakhir, semenjak di kenal melalui mobil nasional Esemka, Jokowi punya rencana menjadi news maker. Penampilannya yang jauh berbeda dibandingkan dengan kebanyakan pejabat merupakan sesuatu yang menarik untuk dijadikan berita di tengah banyaknya penolakan masyarakat terhadap pejabat. Situasi di mana banyak orang mencari-cari tokoh yang bisa diandalkan dan bersih dari korupsi menjadi pemicu ketika media memberitakan Jokowi yang sederhana dan tidak mengambil gajinya.

Kedua, Jokowi memperluas jangkauan. Tidak cukup hanya di Solo, Jokowi menjangkau Jakarta. Jangkauan yang lebih luas akan memberikan pemberitaan yang lebih luas pula. Ketika Jokowi menyatakan maju di Pilkada DKI, tentu pemberitaannya melebihi ketika ia maju sebagai Walikota Solo. Apalagi posisi Jakarta sebagai ibukota negara, menjadikan jangkauan Jokowi sangat luas sehingga akan makin banyak media yang memberitakannya.
Ketiga, Jokowi memiliki persiapan yang matang. Jokowi sudah terbukti mampu memberikan banyak hal bagi Solo dan akan menjadi modal baginya untuk menjadi Gubernur DKI. Di sisi orang-orang sekitar Jokowi, saya rasa mereka juga punya langkah-langkah taktis , seperti memperluas nama Jokowi di media seperti Twitter.

Saya memperkirakan jika Jokowi bisa bertahan dengan gayanya yang seperti biasa, posisinya sebagai media darling/Kesayangan Media akan cukup lama. Kita harus siap-siap untuk membaca lebih banyak lagi berita tentang Jokowi khususnya di media online. Tidak peduli apakah berita tersebut bagian terkecil saja dari kegiatan Jokowi.

Comments

Popular posts from this blog

Bisnis Jual-Beli Organ Tubuh Manusia

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium