Facebook Kembali Tersandung Masalah Privasi Pengguna
Kembali tersandung masalah privasi, Mark? Sumber: gawker.com |
Facebok kembali tersandung masalah privasi, terutama di kawasan Eropa. Beberapa waktu yang lalu, pengguna Facebook dikejutkan dengan penemuan bahwa kalau pengguna Facebook keluar dari layanan tersebut, hal tersebut belumlah cukup karena pengguna Facebook akan tetap melakukan tracking terhadap pengguna. Hal ini awalnya tidak begitu menjadi perhatian, namun kemudian Facebook sendiri mengakui melakukan perbaikan atas penemuan tersebut.
Kali ini sebagaimana dilaporkan oleh Reuters yang mengutip dari koran Financial Times, Facebook menghadapi regulatory scrutiny di Irlandia, markas mereka untuk Eropa, terkait dengan penanganan informasi pribadi. Komisioner perlindungan data Irlandia akan melakukan audit terhadap kebijakan privasi Facebook di luar Amerika Serikat dan Kanada setelah adanya keluhan dari masyarakat Eropa dan kelompok peduli privasi di Amerika Serikat.
Kelompok peduli privasi tersebut menyuarakan keprihatinan mereka atas cara berbagi di Facebook melalui membaca, mendengar dan melihat kegiatan pengguna Facebook termasuk juga adanya masalah cookie yang melakukan tracking terhadap pengguna. Gary Davis, Komisioner perlindungan data Irlandia mengatakan akan melakukan audit rinci dari kegiatan kelompok di luar Amerika Serikat dan Kanada bulan depan.
Audit ini tidak hanya akan memeriksa subyek pengaduan, tetapi juga lebih luas dan berusaha untuk memeriksa kepatuhan Facebook secara umum dengan hukum perlindungan data Irlandia. Markas Facebook Eropa berada di Dublin, hai ini yang membuat operasi di luar Amerika Serikat dan Kanada tunduk pada undang-undang Perlindungan Data Irlandia dan Eropa. Sayang, belum ada komentar dari Facebook atas hal ini.
Bila ditinjauh lebih jauh, sejak dulu Facebook memang sudah bermasalah dengan privasi penggunya. Apalagi dengan munculnya berbagai fitur baru yang diumumkan di konferensi F8 beberapa hari yang lalu. Banyak pengamat social media menilai fitur-fitur baru Facebook seperti Timeline dan Subscription berpotensi membuka privasi penggunanya lebih lebar ke publik. Apalagi sekarang profil pengguna Facebook sangat terkait dengan adanya aplikasi pihak ketiga seperti Spotify dan Netflix.
Di Amerika Serikat, pihak partai Republik dan Demokrat yang jarang bersatu pendapat, kini sepakat untuk mempertanyakan kebijakan privasi Facebook. Gawker.com melaporkan, wakil partai Republik dan Demokrat yang berada di Congressional Privacy Caucus telah bekerja sama untuk menulis surat mendorong FTC (Federal Trade Commission) untuk menyelidiki jaringan sosial. Kedua orang wakil partai Republik dan Demokrat ini khawatir terhadap cookie Facebook yang bisa jadi selalu mengintai pengguna Facebook. Mereka menulis surat dan ingin penjelasan apakah setelah pengguna Facebook keluar dari layanan Facebook, Facebook tidak lagi memantau kegiatan mereka.
Comments
Post a Comment