Hands On Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge

Samsung resmi merilis Galaxy S6 dan S6 Edge
di Indonesia
Kesempatan itu akhirnya datang juga. Bertempat di Raffles Hotel, Rabu (29/4) saya akhirnya bisa memegang Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge yang menjadi senjata utama Samsung kembali ke persaingan di smartphone kelas premium. Sebelumnya, jika Anda sudah membaca berbagai review terhadap dua jagoan Samsung ini, bisa saya katakan bahwa Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge ini adalah karya masterpiece Samsung.

Acara launching resmi Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge ini memang memberikan kesempatan bagi para undangan untuk merasakan pengalaman menggunakan Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge. Meskipun tentu masih sangat terbatas karena perangkat tersebut tidak log in dengan akun saya sendiri sehingga menggunakan berbagai aplikasi ada keterbatasan. Namun demikian, saya bisa mengatakan bahwa Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge benar-benar smartphone kelas premium yang patut dimiliki.

Perhatian utama saya pertama adalah kamera. Saya selalu beranggapan bahwa untuk menentukan bagus tidaknya sebuah kamera adalah dengan melakukan pengambilan foto dalam kondisi default seperti apa adanya yang disediakan vendor. Ini artinya fitur auto merupakan pilihan pertama yang saya uji. Fitur kamera ini bisa saya katakan Samsung telah mencapai level yang sama tingginya dengan kamera lain di kelas premium. Seperti banyak diulas direview, kamera Galaxy S6 dan S6 Edge ini memang bisa menghasilkan foto yang brilian dan detail. Warna-warna yang tampil sedemikian bagusnya apalagi ditunjang oleh layar Super Amoled dengan kerapatan 577 ppi.

Layar Super Amoled di Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge ini merupakan layar smartphone pertama yang saya lihat sedemikian bagusnya. Layar ini jernih, keren dan menampilkan warna-warna yang alami. Sebagai pemimpin dalam industri layar, hal ini suatu yang tidak aneh. Samsung berhasil memberikan layar smartphone yang bisa menjadi benchmark bagi industri smartphone.

Saya mencoba mengambil beberapa foto selagi Galaxy S6 dan S6 Edge diletakkan dalam posisi berdiri pada security pad (tidak dipegang). Berkat fitur OIS, baik di kamera belakang maupun depannya, foto yang dihasilkan tetap sangat bagus tanpa ada kesan goyang. Berikut contoh foto hasil bidikan kamera Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge.



Fitur kedua yang saya elaborasi adalah desain. Di sisi desain tentu terdapat filosofi yang sedikit berbeda antara Galaxy S6 dan S6 Edge. Saya rasa layar lengkung di Galaxy S6 Edge sangat menarik. Desainnya sedemikian bagus dan presisi. Meskipun secara fungsi mungkin belum bisa dieksplorasi lebih jauh, tetapi layar melengkung di kedua sisi kanan dan kiri ini a step ahead dibandingkan pesaing lainnya di pasar smartphone.

Sisi belakang Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge ini tidaklah berbeda. Dengan material kaca dilapisi Corning Gorilla Glass 4, layar belakang ini kuat dan tak perlu khawatir kalau jatuh. Demikian juga dengan layar depannya. 


Sisi ketiga atau UI TouchWiz yang menurut pengakuan Samsung telah mereka definiskan kembali. Secara umum memang terdapat perbedaan yang jauh antara TouchWiz yang ada di Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge dengan smartphone Samsung lainnya. Samsung menyederhanakan berbagai perintah dan eksekusi agar pengguna mudah dalam menggunakan Galaxy S6 dan S6 Edge. Beberapa ikon dihapus lalu diganti dengan teks yang lebih mudah dimengerti. Samsung juga menghilangkan scrolling sehingga pengguna dapat melakukan eksekusi dalam satu dua klik.

Di sisi UI ini Samsung juga memberikan warna-warna berbeda untuk berbagai fitur seperti penggilan, kontak, message dan lainnya. Samsung menyebutnya Colour Code, yaitu mengenali suatu fitur dengan warna yang berbeda sehingga pengguna bisa lebih bisa membedakan suatu fitur berdasarkan warnanya. Saya rasa warna-warna yang dipilih menyesuaikan dengan tuntutan Google dalam material design.

Namun demikian, yang saya rasa kurang pas adalah tampilan Home yang hampir tidak berbeda dari TouchWiz sebelumnya. Kotak persegi untuk memasuki aplikasi dan pilihan warnanya masih mengikuti Galaxy S seri sebelumnya. Akan sangat lebih baik tampilan Home tersebut dan ikon kotak persegi itu juga ikut diganti atau dipoles oleh Samsung. Sepertinya Colour Code tidak diterapkan Samsung di bagian ini.



Sisi keempat yang saya gunakan adalah Virtual Shoot. Fitur ini secara umum mungkin tidak berbeda dengan fitur Photosphere yang ada di Google Kamera. Fitur ini akan menampilkan foto 360 derajat yang akan memperlihatkan sebuah objek lebih lengkap dan menarik untuk dilihat. Sayangnya fitur ini hanya untuk kesenangan dan foto yang dihasilkan belum bisa dibagi ke media lain, misalnya media sosial. 

Secara umum apa yang ditawarkan Samsung di Galaxy S6 dan S6 Edge ini adalah lompatan yang sangat krusial bagi mereka guna terus bisa bersaing di kelas premium. Saya rasa Samsung boleh berbangga dengan Project Zero mereka sehingga bisa menghasilkan dua buah smartphone yang tidak hanya baik dari segi desain, tetapi juga sangat bagus dari sisi kinerja. Two Thumbs Up untuk Samsung!

Saya rasa, bagi mereka yang ingin memiliki smartphone premium dengan kinerja bagus, Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge harus diletakkan dalam daftar teratas. Dengan harga Rp9.499.000,00 untuk Galaxy S6 dengan kapasitas 32GB saya rasa masih sangat masuk akal apalagi kalau dibandingkan dengan pesaing yang harganya hampir sama (atau mungkin lebih mahal) dengan kapasitas yang cuma 16GB. 

Samsung mengatakan bahwa Galaxy S6 dan S6 Edge akan mulai tersedia pada tanggal 8 Mei di mall Grand Indonesia dan Sun Plaza Medan. Akan ada berbagai pilihan warna dan kapasitas yang disediakan oleh Samsung, yaitu untuk Galaxy S6 tersedia pilihan warna Black Sapphire, Blue Topaz, Gold Platinum, dan White Pearl, sedangkan untuk Galaxy S6 Edge tersedia warna Black Sapphire, Gold Platinum, dan White Pearl. Untuk kapasitas Samsung menyediakan kapasitas 32GB dan 64GB. Untuk kapasitas 128GB Samsung akan menunggu animo masyarakat terlebih dahulu.

Berikut foto-fot lain dari acara Launching Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge.








Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya