Google Is Not Dead: Selamat Datang Alphabet

Google kini Alphabet
Alphabet. Apa yang terlintas ketika mendengar kata alphabet? Deretan huruf mulai dari A hinga Z? Mungkin ini jawaban yang benar, namun kini Alphabet bisa berarti Google, mesin pencari nomor satu di internet.

Dunia dikejutkan dengan kabar bahwa Google akan membentuk sebuah payung bagi perusahaan-perusahaan lain yang selama ini di bawah payung Google. Payung perusahaan tersebut atau biasa disebut Holding Company diberi nama oleh Larry Page dan Sergey Brin Alphabet. 

Dalam beberapa waktu ke depan dan mungkin efektif di awal Januari 2016, Google akan menjadi salah satu perusahaan di bawah payung Alphabet bersama dengan beberapa perusahaan lain, seperti Google X, Life Science, Nest, Fiber dan lainnya. Namun sebenarnya intinya bukan hal tersebut.

Sejak Oktober tahun lalu, day to day basis operation dari Google sudah berada di bawah Sundar Pichai yang mengepalai Android dan Chrome. Jauh sebelum itu, Google yang getol dengan proyek moonshot membuat berbagai macam perusahaan di selingkar Google. Ini semacam perusahaan besar yang dikelilingi oleh proyek-proyek yang jauh dari kata profit.

Driverless Car misalnya, meskipun sudah dijajal dari tahun 2010, namun sampai sekarang belum cukup percaya diri untuk dibawa ke publik meskipun beberapa negara bagian sudah melakukan tes. Proyek Balon Internet yang digelar tahun 2013 yang lalu baru akan mulai bekerja sama dengan Sri Lanka (dalam tahap pembicaraan). Demikian juga dengan Nest yang diakuisisi setahun yang lalu di mana Larry Page menjanjikan independensi kepada CEO-nya Tony Fadell.

Sebut saja Calico, Life Science, Google X dan mungkin beberapa perusahaan lagi yang akan diakuisisi Google di masa depan akan memperberat jalan Google sebagai sebuah perusahaan yang fokus kepada search pada awalnya.

Wall Street melihat Google terlalu gendut dan mungkin tidak fokus karena keuangannya digerus oleh proyek moonshot Larry dan Sergey. Proyek-proyek tersebut memiliki masa depan yang cerah, namun mungkin tidak akan menghasilkan keuntungan dalam lima tahun ke depan atau lebih sehingga akan memperberat Google dari sisi keuangan. 

Hal ini merupakan perhatian juga dari CFO baru Google  Ruth Porat yang ingin melakukan semacam efisiensi biaya sehingga meskipun Google terus meningkat pendapatannya, akan kurang berarti jika biaya (tidak perlu) terus meningkat.

Sepertinya logika seperti ini yang mendorong didirikannya payung perusahaan bernama Alphabet. Dengan Alphabet Google akan berdiri sejajar dengan perusahaan lain, meskipun merupakan perusahaan paling banyak menghasilkan pendapatan. Perusahaan lain semisal Nest akan bisa lebih fokus dan tidak direcoki (mungkin) oleh iklan Google di Thermostat mereka. Demikian juga Google X akan lebih independen secara keuangan.

Google kini diserahkan kepada Sundar Pichai yang memang sudah saya diperkirakan suatu waktu akan menjadi CEO Google. Pichai merupakan orang yang tepat untuk memimpin Google dan meneruskan pertumbuhan yang bagus. Alphabet sendiri akan dipimpin oleh CEO Larry Page dan President Sergey Brin. Hal yang menarik adalah Omid Kordestani yang baru beberapa waktu kembali ke Google akan menjadi advisor, baik untuk Alphabet maupun Google. Demikian juga Ruth Porat akan menjadi CFO Google dan Alphabet.
Alphabet Holding Company
(Source: afr.com)


Saya rasa Larry dan Sergey sedikit menggeser moonshot mereka keluar dari Google, tetapi jelas tidak jauh. Proyek Moonshot ini menjadi semacam beban karena secara nama sangat bagus, namun nihil keuntungan. Seperti yang dikatakan oleh Larry Page, Google bukanlah conventional company. Jadi akan selalu mencari dan menjadi sesuatu di masa depan.

Larry dan Sergey memang terkenal dengan sesuatu yang luar biasa. Hal-hal luar biasa ini mereka jadikan proyek moonshot. Namun merekapun realistis bahwa Google tidak selamanya bisa dijadikan andalan untuk hal tersebut karena akan menjadi tidak fokus. Untuk itulah Alphabet mereka dirikan.

Lalu mengapa namanya Alphabet?

Bermacam spekulasi mengiringi pemilihan nama yang terlihat terlalu biasa ini. Larry Page dalam rilis resmi Alphabet mengatakan:
What is Alphabet? Alphabet is mostly a collection of companies. Alphabet is about businesses prospering through strong leaders and independence. In general, our model is to have a strong CEO who runs each business, with Sergey and me in service to them as needed. We will rigorously handle capital allocation and work to make sure each business is executing well. We'll also make sure we have a great CEO for each business, and we’ll determine their compensation.
We liked the name Alphabet because it means a collection of letters that represent language, one of humanity's most important innovations, and is the core of how we index with Google search! We also like that it means alpha‑bet (Alpha is investment return above benchmark), which we strive for!

Mengingat ada sebanyak 26 huruf Alphabet, ini mengindikasikan keinginan Larry dan Sergey untuk membentuk sebuah holding company yang sangat besar. Ambisi besar Larry dan Sergey akan lebih bisa dituntaskan dengan mendirikan Alphabet sehingga Google bisa lebih fokus ke produk-produk andalannya seperti Serach, Maps, YouTube, dan Android. 

Hal yang pasti, hampir tidak ada perubahan besar yang terjadi meskipun Google nanti akan berada di bawah Alphabet. Namun ini langkah penting guna memperoleh tanggapan positif dari Wall Street.

Di berbagai media analis memperkirakan bahwa Google dengan mendirikan Alphabet akan seperti Warren Buffet dengan  Berkshire Hathaway-nya yang memayungi sekian banyak perusahaan. Mungkin saja perkiraan itu ada benarnya. Namun Google adalah Google bukan perusahaan biasa. 

Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya