Xiaomi Kalahkan Apple, Google, Facebook di MIT 50 Smartest Companies 2015
MIT 50 Smartest Companies 2015 merupakan daftar 50 perusahaan ter-smart yang setiap tahun dirilis oleh MIT Technology Review. Meskipun mungkin tidak seheboh review brand terpopuler namun daftar ini seringkali menghasilkan daftar yang luar biasa berbeda dibandingkan daftar-daftar sejenis yang dihasilkan berbagai lembaga setiap tahun.
Berbeda dengan berbagai daftar atau peringkat perusahaan yang dikeluarkan lembaga lain, hampir tidak bisa kita temukan suatu penilaian yang pasti tentang kriteria ter-smart yang digunakan oleh MIT Technology Review. Namun demikian, Anda akan cepat memaklumi hasilnya jika melihat daftar yang mereka hasilkan. Artinya, You See It, and You Understand It.
Satu-satunya kalimat yang bisa kita jadikan patokan untuk memahami daftar ini adalah sebagaimana yang dituliskan oleh MIT Technology Review dalam pengantar daftar MIT 50 Smartest Companies 2015 mereka, yaitu:
To make the list, a company must have truly innovative technology and a business model that is both practical and ambitious, with the result that it has set the agenda in its field over the past 12 months.
Dari kalimat tersebut tidaklah mengherankan bahwa Anda mungkin saja tidak mengenali beberapa perusahaan yang ada di dalam daftar yang dihasilkan oleh MIT Technology Review. Bahkan pada daftar yang mereka keluarkan di tahun 2014 yang lalu, perusahaan sekelas Apple Inc. tidak masuk ke dalam daftar mereka.
Nah bagaimana dengan tahun 2015?
Ada perusahaan yang cukup mengejutkan dan mengalami lompatan besar dibandingkan tahun 2014 yang lalu, yaitu Xiaomi. Perusahaan yang sering disebut Apple dari China ini melakukan lompatan besar dari posisi 30 di tahun 2014 menjadi posisi 2 di tahun 2015.
Peningkatan Xiaomi ini mengalahkan perusahaan-perusahaan besar asal Amerika seperti Google yang harus rela turun peringkat dari peringkat tiga di tahun 2014 menjadi peringkat 12 di tahun 2015.
Bila kita perhatikan Xiaomi dalam 12 bulan terakhir, perusahaan ini mengalami lompatan besar-besar dalam jumlah pengapalan smartphone. Mereka juga mempelopori smartphone harga murah dengan fitur yang sangat bagus. Selain itu, mereka mengklaim diri sebagai internet company sehingga lebih leluasa melakukan berbagai usaha dan lebih menekankan harga produk yang murah dengan harapan pengguna membeli layanan yang mereka sediakan di internet.
Xiaomi bukan hanya menghasilkan smartphone dan tablet tetapi banyak produk lain seperti televisi 4k, power bank, audio dan lainnya. Hal ini membedakan diri mereka dengan perusahaan lain yang mengalami peningkatan pesat di 12 bulan terakhir.
Perkembangan drastis Xiaomi ini tidak terlepas dari perekrutan mantan karyawan Google, yaitu Hugo Barra. Sejak Hugo Barra masuk, Xiaomi melakukan ekspansi besar-besaran keluar China (India, Malaysia, Indonesia, Philipina) dan dalam waktu dekat mungkin mereka akan memasuki pasar AS secara penuh setelah mendirikan toko digital mereka untuk konsumen AS.
Apa yang dilakukan Xiaomi ini akhirnya memperoleh pengakuan dari MIT Technology Review meskipun masih kalah dibandingkan perusahaan asal AS, yaitu Tesla. Saya rasa Tesla memang pantas berada di peringkat pertama dengan inovasi mereka dalam bidang mobil listrik dan baterai yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Tesla yang sebelumnya hampir bangkrut dan terjual ke Google, perlahan-lahan bangkit dan memproduksi berbagai macam mobil listrik yang sophisticated. Elon Musk sudah sedemikian bagus melakukan transformasi di Tesla sehingga membuat Tesla menjadi brand mobil listrik terdepan saat ini.
Lalu di mana posisi perusahaan-perusahaan besar asal AS lainnya?
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, di MIT 50 Smartest Companies 2015 perusahaan teknologi AS seperti Google, Apple, Facebook dan Microsoft kalah kelas dibandingkan perusahaan yang skalanya lebih kecil.
Google berada di posisi 12 (sebelumnya di peringkat 3), Amazon di posisi 13 (sebelumnya 10), Apple Inc. di posisi 16 (sebelumnya tidak masuk), Facebook di posisi 29 (sebelumnya tidak masuk), dan Microsoft di posisi 48 (sebelumnya tidak masuk).
Pemimpin pasar smartphone asal Korea Selatan malah bernasib lebih jelek. Setelah berada di posisi 4 pada tahun 2014 yang lalu, di tahun 2015 keluar dari daftar MIT 50 Smartest Companies 2015. Saya rasa ini sangat logis mengingat dalam 12 bulan terakhir Samsung mengalami penurunan drastis, tidak hanya dalam inovasi tetapi juga jumlah keuntungan yang mereka hasilkan.
Sumber: MIT Technology Review
Comments
Post a Comment