First Impression: ZTE Blade S6, Smartphone Kelas Menengah ZTE

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya saya bisa juga menggunakan ZTE Blade S6 dari ZTE Indonesia. Sebagaimana sudah saya ceritakan sebelumnya di Hands On ZTE Blade S6, smartphone kelas menengah dari ZTE ini cukup menarik. Dengan spesifikasi yang lumayan bagus harga yang ditawarkan tidaklah terlalu mahal dan cukup bisa bersaing di kelasnya.

Secara rancang bangun, ZTE Blade S ini berbentuk bar dengan sudut bulat  di bagian atas dan bawahnya. Tidak jauh-jauh, jika Anda melihat ZTE Blade S6, anda akan teringat dengan iPhone 6 karena desainnya memang layaknya iPhone 6, bahkan bagian belakangnya juga mengikuti gaya Apple dengan pernyataan Designed By ZTE in California, Assembled in China.

Saya baru bisa menggunakan ZTE Blade S6 hari ini (17/6) setelah di-unboxing sehari sebelumnya. Untuk video Unboxing dapat ditonton di bawah ini:



Setelah melakukan pengisian baterai selama 6,5 jam (saya  biasanya mengisi baterai lebih dari 4 jam untuk smartphone yang pertama kali saya gunakan) akhirnya saya bisa menggunakan ZTE Blade S6 ini dengan koneksi WiFi. 

Perlu diketahui bahwa setiap menggunakan smartphone baru, koneksi WiFi merupakan pilihan saya karena akan sangat banyak aplikasi yang harus diupdate dan mendownload tambahan aplikasi yang saya butuhkan.

Secara desain, seperti sudah saya katakan sebelumnya, ZTE Blade S6 ini meniru iPhone 6. Bagi saya hal ini bukanlah masalah. Hal yang terpenting adalah apakah smartphone ini cukup bernilai dengan uang yang akan dikeluarkan konsumen untuk memilikinya.

Untuk kinerja, kesan pertama saya sangat lancar. Fungsi multitasking berjalan sangat lancar. Dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 1,5 Ghz octa core 64 bit, saya rasa pengalaman menggunakan smartphone ini sangat baik. Sejauh ini yang belum saya lakukan adalah bermain game, selebihnya seperti Maps, Waze, mendengarkan musik, menonton video YouTube, media sosial (Twitter dan Google Plus) berjalan dengan mulus. 

Kegiatan lain adalah mengambil foto yang sangat banyak, mengambil screen shot tampilan layar, download foto dari Google Plus, dan transfer file via bluetooth. Semuanya dapat berjalan dengan mulus. Mengambil screen shot pertama kali agak repot karena tombol volume (-) segaris dengan tombol power. Saya mengakalinya dengan melintangkan smartphone ZTE Blade S6 ini dan bisa melakukannya dengan baik.

Layar ZTE Blade S6 ini juga cemerlang. Saya menikmati layar ini dan terasa sekali perbedaannya dengan smartphone lain yang saya pakai, yaitu Kata i4. Sudut-sudut layarnya membulat, enak dipandang mata. Mengatur kecerahannya juga tidak sulit.

Setelah lebih dari enam jam menggunakan secara terus-menerus, baterai ZTE Blade S6 ini menunjukkan angka 22%. Hal ini agak mengkhawatirkan karena koneksi yang dipakai adalah WiFi. Namun tentu akan dilihat dan dibandingkan nanti setelah saya menggunakan SIM Card 4G LTE dan 3G.

Soal hasil foto, saya rasa untuk smartphone kelas menengah apa yang dihasilkan oleh ZTE Blade S6 ini sudah sangat memadai. Di kamera ZTE Blade S6 terdapat beberapa metode pengambilan foto, seperti Simple, Auto, HDR dan lainnya. Sejauh ini yang sering saya pakai adalah Simple dan Auto. Hasilnya cukup bagus.

Secara keseluruhan, kesimpulan saya dari pemakaian pertama kali adalah ZTE Blade S6 ini layak dibeli karena harganya memenuhi ekspektasi dan kemampuan yang diberikannya tidak mengecewakan. Berikut ini beberapa foto dan screen shot yang saya ambil dengan ZTE Blade S6.

Storage

Test CPU-Z

Tes Antutu

Tes Antutu

Tes Geekbench

Foto pertama

Foto kedua

Mode kamera

Kinerja baterai


Demikian kesan yang bisa saya tuliskan saat pertama kali menggunakan ZTE Blade S6. Nantinya mungkin akan lebih lengkap pada artikel review.


Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya