Rio Haryanto Jalani Latihan Pramusim Perdana F1 di Barcelona

Rio Haryanto mengendarai Mobil Manor F1 ketika
latihan pramusim di Barcelona
(Sumber: F1 Fanatic)
Saat yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga. Setelah sempat tertunda, awalnya Rio Haryanto dijadwalkan bisa latihan pertama di hari Rabu (24/2) sore, Rio Haryanto akhirnya bisa debut di latihan pramusim bersama tim Manor di hari Kamis (25/2) menggunakan mobil Manor MRT05 yang sebelumnya juga telah dikendarai oleh Pascal Wehrlein.

Sesi latihan perdana bagi Rio Haryanto ini sangat dinantikan oleh para pecinta balapan di Indonesia mengingat Rio merupakan pembalap pertama Indonesia yang akan berlaga semusim penuh di musim balap tahun 2016 ini.

Saya sendiri sudah lama mengamati Rio Haryanto, mulai saat ia pindah ke F3 dan F2 empat tahun yang lalu. Saya mengamati bahwa Rio memiliki bakat dan kemauan yang lebih baik dibandingkan dengan pembalap-pembalap dari Indonesia terdahulu. Meskipun deal-nya dengan Manor masih ada kontroversi soal dana APBN, saya rasa Rio sangat siap untuk menatap musim balapan F1 pertamanya.

Cukup lama Rio berada di dalam garasi untuk menyesuaikan beberapa hal dan mengenali tools di mobil barunya yang saya rasa pasti berbeda dengan mobil GP2 nya terdahulu. Meskipun sempat melakukan tes dengan Virgin Racing dan Manor beberapa waktu yang lalu, namun mobil baru Manor jelas berbeda dengan mobil-mobil tersebut dan hal itu perlu dikenali dan butuh waktu juga untuk membiasakannya.

Dan akhirnya setelah lama menunggu, akhirnya Rio Haryanto keluar dari garasi Manor menuju trek menggunakan ban medium. Rio Haryanto sukses melakukan installation lap dan kembali ke garasi untuk melihat apakah segala sesuatunya bekerja dengan baik.



Beberapa waktu kemudian Rio Haryanto kembali ke trek dan setelah beberapa lap, ia membukukan waktu 1 menit 29,808 detik. Catatan waktu ini kemudian ia perbaiki di akhir tes dengan 1 menit 28 detik sekian dan tetap berada di posisi terakhir.

Perlu saya tekankan, sebelum jeda makan siang, Rio Haryanto menyebabkan red flag karena ia mengalami spin di trek dan keluar dari trek ke gravel. Mobilnya terperangkap di gravel sehingga harus menggunakan truk untuk membawa kembali ke pit. Sejauh ini tidak ada berita apa sebab sehingga Rio Haryanto spin di tikungan 5 sirkuit Barceloan tersebut. Namun saya beranggapan itu kesalahan Rio Haryanto.

Soal spin di trek ini bukan sesuatu yang istimewa. Beberapa pembalap, bahkan juara dunia F1 spin di trek, mobilnya berputar-putar lalu kemudian keluar jalur ke gravel. Ini sebuah peristiwa biasa yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kualitas pembalap. Namun para nyinyi-ers akan beranggapan lain dan sudah mengklaim macam-macam atas kejadian tersebut.

Setelah jeda makan siang, Rio Haryanto kembali ke trek. Ia gonta-ganti ban, mulai dari hard ke medium hingga yang unmarked. Di sini terlihat bahwa Rio Haryanto belajar mengenali mobilnya, mencoba menyesuaikan gaya balapnya dengan set up dan banyak hal lainnya. Sampai dengan sore hari, sebanyak 78 lap diselesaikan Rio Haryanto. Jumlah lap ini sangat lebih dari cukup untuk mengumpulkan data-data mesin, aero dan banyak lainnya untuk dianalisis agar bisa dimanfaatkan untuk tes berikutnya dan pengembangan mobil menuju balapan perdana di Australia.

Apa yang bisa kita lihat dari latihan perdana Rio Haryanto tersebut?

Latihan pramusim bukan cerminan untuk balapan nanti, namun sangat penting untuk melihat kesiapan mobil, tim dan pembalap. Sebelum pembatasan latihan bebas diberlakukan, tim-tim F1 sangat banyak melakukan latihan, terutama Ferrari yang memiliki trek sendiri di Fiorano. Namun setelah pembatasan, tim F1 hanya berkesempatan untuk melakukan tes pramusim, sementara sepanjang balapan diperkenankan dengan pembatasan yang tinggi dan sering ditujukan untuk pembalap muda.

Dengan tes pramusim yang sedikit tersebut, tim dan pembalap diharuskan untuk siap dan memiliki gambaran awal bagaimana nanti di balapan perdana di Australia. Demikian juga yang dialami Rio Haryanto. Latihan pramusim ini akan menantang kesiapan fisik dan mental Rio untuk berlaga selama 21 balapan di tahun 2016. 

Di tes pramusim, tidak bisa ditentukan apakah tim A menggunakan spek final mobil mereka. Apakah mereka menggunakan bahan bakar penuh, apakah tim B menguji reability atau apakah tim C lebih kuat dibandingkan tim lain. Semuanya hanya perkiraan.

Bila kita lihat Mercedes menempuh jarak yang paling jauh selama tiga hari tes, sementara Manor mungkin paling sedikit. Itu bukan berarti Manor akan kurang reliability-nya. Bahkan Nico Hulkemberg yang menempati posisi teratas di latihan hari ketiga mengatakan bahwa ia tidak tahu di mana persisnya posisi mobil mereka dibandingkan dengan mobil tim lain.

Ini artinya tes pramusim tetaplah hanya tes pramusim. Penting dilakukan, tapi bukan judge untuk menentukan hasil balapan semusim.

Lalu bagaimana dengan catatan waktu Rio Haryanto yang tertinggal dibandingkan pembalap lain?

Catatan waktu yang ditorehkan Rio Haryanto berbeda sekitar 5 detik lebih dengan waktu tercepat yang dibuat Nico Hulkemberg kemarin. Perbedaan 5 detik itu signifikan? Saya berani mengatakan bahwa catatan waktu itu tidak ada artinya dan bukan benchmark yang bisa menjelaskan di mana posisi pembalap.

Kita tidak tahu apakah Nico Hulkemberg ketika mencatatkan waktu tercepat itu dengan bensin penuh, apakah itu simulasi balapan ataukah  yang lain atau bensin sangat sedikit untuk melihat secepat apa mobil jika bensinnya jauh dikurangi. Demikian juga dengan Rio ketika mencatatkan waktunya, mungkin ia punya tujuan untuk mengetes bagian lain. Hal seperti ini sangat sulit untuk ditentukan secara pasti sehingga kita harus menunggu balapan perdana nanti di Australia.

Oleh karenanya, kita tidak bisa buru-buru menghakimi catatan waktu yang dibuat Rio Haryanto karena penekanan latihan pramusim bukanlah pada adu cepat. Mobil F1 adalah mobil paling kompleks yang pernah ada di dunia yang terdiri lebih dari 15.000 bagian yang saling dihubungkan untuk menciptakan sebuah mobil yang kompak, cepat dan reliable. 

Dengan sekian banyak bagian yang membentuk mobil F1 tidak heran jika mobil ini sangat sulit untuk dikendalikan dan butuh bakat luar biasa untuk menjinakkan mobil tersebut. Belum lagi gaya balap pembalap turut memengaruhi karena kebiasaan-kebiasan pembalap harus disesuaikan. 

Bagi Rio sendiri, pengalaman hari pertama tersebut adalah saat belajar yang sangat baik. Rio tak perlu tertekan untuk mencetak waktu dan menyenangkan orang banyak. Fokus Rio adalah mengenali mobilnya sebaik mungkin sehingga ia bisa mengendarainya dengan baik.

Catatan waktu bukan sesuatu yang penting apalagi di tes pramusim. Jangan melakukan klaim yang di mana klaim tersebut sama sekali tidak dimengerti bagaimana munculnya. Balapan F1 bukanlah balapan enteng, butuh banyak belajar dan fokus yang sangat-sangat fokus.

Latihan kemarin juga merupakan awalan yang baik bagi Rio untuk terus belajar dan mempertajam skill-nya. Insting balapnya akan meningkat seiring dengan makin sering berada di mobil sehingga dari waktu  ke waktu Rio Haryanto akan semakin baik. Dan perlu diingat, tahun ini tahun pertama bagi Rio dan segalanya akan berjalan dengan sulit, Akan tetapi bila Rio Haryanto fokus, belajar tanpa henti dan memperbaiki kesalahan kita bisa mengharapkan pembalap F1 Indonesia yang akan mengukir prestasi di masa depan di tangan Rio Haryanto.

Bagi saya sendiri, adalah kegembiraan tersendiri ketika melihat Rio Haryanto keluar dari garasi Manor menuju trek. Impian itu sudah lebih dari empat tahun dan kemarin menjadi kenyataan. 

Selamat Rio Haryanto!


Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya