Nokia Lumia Kemahalan (Overpriced)?
Di artikel sebelumnya, saya laporkan bahwa Nokia Lumia 900, Windows Phone andalan Nokia untuk merebut hati konsumen Amerika Serikat, hanya terjual 330 ribu unit saja selama empat bulan terakhir. Jumlah tersebut tidak seluruhnya Nokia Lumia 900, mungkin ada beberapa ratus Nokia Lumia 710 yang juga dijual di Amerika Serikat.
Jumlah penjualan yang hanya tiga ratus ribuan tersebut tentu saja sanga sedikit dan jauh dari harapan Nokia dan Microsoft. Apalagi kalau kita lihat pemasarannya tidak tanggung-tanggung untuk membuktikan bahwa Nokia Lumia adalah smartphone terbaik.
Ternyata Nokia cukup tahu diri dengan mengambil langkah diskon harga Nokia Lumia 900 di Amerika Serikat. Kini harga barunya hanya 49,9 dollar AS dengan kontrak selama dua tahun atau 399 dollar tanpa kontrak. Tentu saja langkah diskon ini perlu agar konsumen mau membeli Nokia Lumia 900 tersebut. Namun, konsumen bukanlah makhluk tak berakal dan akan langsung menyerbu Nokia Lumia 900 tersebut, apalagi konsumen Amerika Serikat cukup pintar.
Ada beberapa hal mengapa langkah diskon tersebut tidak akan berhasil mengangkat jumlah penjualan Nokia Lumia di Amerika Serikat atau bahkan mungkin di Indonesia jika diterapkan hal serupa. Pertama, konsumen sudah sangat terikat dengan tiga platform utama smartphone, yaitu Android, iOS dan BlackBerry. Datangnya Windows Phone sebagai platform keempat di pasar AS dan dunia sejatinya memperoleh perlawanan sengit dari ketiga platform tersebut.
Ini artinya meskipun harga murah, konsumen akan lebih memilih tiga platform utama karena tidak ada kelebihan yang ditawarkan Nokia Lumia 900 semenjak awal dipasarkan yang mampu menarik konsumen untuk berpindah. Mestinya harga murah tersebut sudah sedari awal diterapkan, bukan karena kurang laku, lalu kemudian didiskon. Konsumen akan merasa mereka membeli sesuatu yang kurang menarik sehingga bisa saja mereka tidak membelinya.
Kedua, dari tanggal 30 Juni 2012, Nokia Lumia 900 dan Nokia Lumia lainnya sudah tertinggal dan kuno karena tidak bisa diupgrade ke Windows Phone 8. Microsoft sendirilah, sebagai partner Nokia yang menyebabkan hal ini terjadi karena tidak memberikan upgrade untuk Windows Phone 7.x ke Windows Phone 8. Ini artinya meskipun murah, konsumen di AS belum tentu mau membelinya karena akan segera tertinggal dengan hadirnya Windows Phone 8.
Ketiga, diskon harga ini baru berlaku di AS dan tampaknya tidak/belum berlaku di negara lain. Ini artinya konsumen di negara lain tidak bisa menikmatinya sehingga kesan mahal Nokia Lumia 900 tetap ada. Di Indonesai saja harganya lebih dari 5,5 juta. Harga ini untuk pendatang baru dengan sistem operasi yang belum familiar bagi konsumen kemahalan. Tidak itu saja, taktik diskon harga ini menjadi bukti bagi konsumen bahwa Nokia Lumia 900 dari awal sudah overpriced (kemahalan). Tidak itu saja bisa jadi Nokia mengakuinya dengan melakukan diskon harga seperti sekarang ini.
Secara umum, dari semenjak diperkenalkan saya cukup khawatir dengan Nokia Lumia. Saya memperkirakan seri Nokia Lumia ini tidak akan mampu berbuat banyak untuk mengangkat kembali nama Nokia dari keterpurukan. Berpartner dengan Microsoft merupakan jalan yang salah yang ditempuh Nokia dan menunjukkan kesombongan mereka karena tidak mau mengadopsi Android. Meskipun memperoleh 1 miliar dollar atas kerja sama dengan Microsoft, namun junlah tersebut terlalu kecil bila dibandingkan dengan masalah yang kini dialami Nokia karena ketidakmampuan mereka kembali ke pasar lebih cepat.
Kurang lakunya Nokia Lumia juga merupakan bukti tidak berjalannya kerja sama antara Nokia dan Microsoft.
Comments
Post a Comment