Naik Kereta Api Argo Parahyangan Ekonomi Premium Tuuut Tuuut Tuuut Siapa Hendak Turut Dari Bandung ke Jakarta

Gerbong Kereta Argo Parahyangan
Ekonomi Premium
Satu hal yang saya senangi kalau bepergian, baik untuk mengurus urusan ini maupun urusan itu adalah naik kereta api. Cinta saya ke kereta api sebenarnya sudah lama, tetapi selama itu pula bertepuk sebelah tembok, eh. Ibarat kata syair lagu Dewa:

baru kusadari, cintaku bertepuk sebelah tangan ...
Dulu ketika masih SMP di sudut kota Padang Panjang, setiap cabut dari jam pelajaran yang saya lakukan adalah mengejar kereta yang membawa batubara dari Sawahlunto yang lewat di belakang sekolah. Kadang saya sampai di Kayu Tanam, kadang hingga Batu Taba atau paling dekat ke stasiun di Padang Panjang yang kini sudah tak ada. Jalur kereta api itupun mungkin kini sudah tak ada, sedih tentunya.

Sekitar tahun 1999 setiba di Jakarta pertama kali, sering naik kereta ekonomi yang nauzubillah sumpeknya. Penumpang berjejalan, pedagang, pengamen dan pengemis tumplek jadi satu dalam gerbong yang begitu pengab. Hanya ada AC alam.

Cinta kepada kereta api benar-benar tak berbalas. Waktu itu rasanya ingin naik kereta Pakuan, namun sayang duit pun tak punya. Kereta ekonomi terlalu tidak manusiawi untuk dinaiki.

Namun kini semua itu cerita lalu. 

Kereta api kini telah membalas cinta saya dan banyak cinta pengguna setia mereka lainnya. Kalau kini Anda naik Commuter Line dari Bogor menuju Tanah Abang atau Stasiun Kota, kereta apinya bersih, mulus dan terawat dan satu lagi yang sangat penting harga tiketnya sangat terjangkau. 

Hal yang patut juga disyukuri adalah bahwa perbaikan layanan kereta api tersebut tidak hanya di Commuter Line. Kereta api jarak jauh seperti ke Jawa atau ke Bandung yang dulu sudah cukup baik kini semakin baik. Beberapa waktu lalu saya sempat ke Purwokerto dengan kereta api eksekutif. Kereta api inipun sangat bagus, layanan ramah dan harga tiketnya terjangkau.

Nah kali ini yang akan saya ceritakan adalah pengalaman naik kereta api Argo Parahyangan Ekonomi Premium dari Bandung ke Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Sebenarnya ingin sekali, baik berangkat maupun pulang menggunakan kereta api. Namun untuk memesan kereta api jurusan ke Bandung tidak tersedia cukup waktu karena berbagai kendala. Pada akhirnya saya harus naik travel pagi-pagi sekali menuju Bandung.

Saya sampai di sebuah kampus di Cibiru, Bandung sekitar 08.30 WIB pagi. Ada pekerjaan yang tak bisa saya sembunyikan (eh) yang harus diselesaikan di sana. Bertemu adik-adik mahasiswa Informatika yang bikin gemez.

Pekerjaan tersebut selesai sekitar pukul 12.30 dan saya memutuskan untuk segera kembali. Pilihan kali ini harus dijalankan, yaitu menggunakan kereta api menuju Jakarta. Persoalannya saya belum booking tiket dan mencoba mencarinya di Google sudah banyak yang habis. 

Setelah berdiskusi sebentar diputuskan saya menumpang sepeda motor agar bisa mencapai stasiun Bandung sebelum kereta api pukul 2 berangkat dan tentunya harus dapat tiket terlebih dahulu. 

Bandung yang cukup macet dari arah Cibiru itu akhirnya harus saya lawan dengan menumpang sepeda motor dan sekitar pukul 13.30 sampai di stasiun Bandung yang waktu itu tidak terlalu ramai. Lihat-lihat loket penjualan, ternyata cukup banyak calon penumpang yang beli tiket Go Show Argo Parahyangan Ekonomi Premium yang menurut saya adalah tiket yang dibeli on the spot sesaat sebelum kereta berangkat. Harga tiketnya Rp90.000 untuk kelas ekonomi premium.

Apa itu kelas ekonomi premium? Sampai saat menuliskan artikel ini saya tak tahu betul artinya dan tak juga tak begitu peduli. Hal yang menjadi perhatian adalah bahwa kelas ini sangat bagus, ada 80 kursi dalam satu gerbong. Jarak antarkursi untuk ukuran badan saya yang kecil masih sangat bagus dan sandaran kursinya bisa diatur kemiringannya.

Kursi yang bisa diatur kemiringan sandarannya

Lorong antarkursi yang lebar

Tempat menyimpan bagasi 
Kursi tersebut disusun dua-dua dan dipisahkan oleh sebuah lorong untuk keluar masuk yang cukup lebar. Gerbong bersih dan ada toiletnya, AC dan tidak ada selimut (tentunya). Tersedia juga lampu baca, colokan listrik untuk mengecas smartphone. Petugas kebersihan berkeliling mengumpulkan sampah sehingga kebersihan gerbong tetap terjaga.

Bisa dikatakan bahwa PT KAI cukup memperhatikan kenyamanan penumpang meskipun kursi yang diduduki ini agak terasa keras dan mungkin tidak akan cocok untuk perjalanan lebih dari 4 jam karena akan membuat (maaf) pantat cukup menderita. Namun tetap apresiasi untuk PT KAI dengan kelas ekonomi premium ini karena ada pilihan yang mampu dijangkau dengan layanan yang setara harga yang dibayar penumpang.


Jarak antar kursi depan dan belakang
cukup bagus
Jika penumpang ingin membeli makanan kecil, KAI juga menyediakan layanan ini, termasuk minuman tentunya. Saya rasa kelas ekonomi premium ini sangat bagus karena harganya terjangkau, layanannya bagus dan tentunya, tidak ada delay keberangkatan seperti kisah-kisah naik kereta api terdahulu.

Sepanjang perjalanan yang selama 3 jam 35 menit menuju stasiun Gambir saya memimpikan moda kereta api ini menjadi pilihan penumpang karena kemampuannya membawa sekian banyak orang dalam satu kali perjalanan. Pilihan menggunakan kereta api merupakan pilihan yang sangat logis mengingat makin padatnya jalan raya, sesak oleh mobil yang pertumbuhannya setahun begitu tinggi.

Tentu membangun moda kereta api di banyak wilayah butuh investasi yang cukup besar. Namun setidaknya, semakin banyak tujuan yang bisa dilayani oleh kereta api, akan semakin baik. Mulai akhir November ini sudah tersedia kereta bandara menuju Bandara Soekarno-Hatta. Ini sebuah keputusan yang sangat tepat mengingat begitu macetnya jalan tol menuju bandara.

Sudah saatnya pula masyarakat untuk lebih memilih menggunakan angkutan massal seperti kereta api. Sudah tidak zamannya lagi menggunakan mobil pribadi yang selalu terkena macet, sementara kereta api ini antimacet. Bila pesawat udara hanya bisa membawa maksimal 100-150 lebih penumpang dalam satu kali perjalanan, kereta api bisa membawa sekitar 400 hingga mungkin 500 penumpang dalam sekali perjalanan meskipun tentu waktu tempuhnya berbeda jauh. Tinggal memperbaiki teknologi, membangun infrastruktur baru bagi kereta api cepat agar kereta api semakin menjadi pilihan moda transportasi.

Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya