Trik & Tips Privasi: Evaluasi Apps Permission Android

Sebagian orang menganggap bahwa Privacy is Dead. Anggapan itu sebagian benar adanya. Bukan karena privasi itu sendiri yang mati, tetapi kemauan pengguna untuk sedikit meluangkan waktunya untuk menjaga privasi mereka di zaman terhubung yang mati.

Dengan banyaknya perangkat terhubung sekarang yang digunakan, tantangan menjaga privasi bukan hal sepele. Perangkat tersebut kadang juga berbeda sistem operasi, baik dari sisi kebaruannya maupun dari sisi pembuatnya. Tengoklah Android misalnya, meskipun dimiliki dan dikembangkan Google, sebagian besar vendor memiliki kebijakan sendiri-sendiri bagaimana sistem operasi Android tersebut tampil di perangkat mereka. Dari sisi privasi dan keamanan pengguna ini tentu berpengaruh.

Untungnya Google memiliki perhatian yang cukup serius terhadap privasi ini, terutama untuk perangkat dengan sistem operasi 6.0 ke atas atau Marshmallow dengan mengedepankan apps permission ketika pengguna mendownload aplikasi. Namun tentu saja hal ini belum cukup karena sangat tergantung dengan kemauan pengguna.

Pengguna harus selalu mengevaluasi privasi ini dengan melihat kembali app permission yang telah mereka berikan kepada aplikasi tertentu. Caranya buka setting, pilih apps, pilih aplikasi yang akan dievaluasi, lalu apps permission seperti tampilan berikut ini.

Dari screenshot di atas, setidaknya ada 7 izin yang diminta WhatsApp kepada pengguna, mulai dari Camera, Contacts, Location, Microphone, Phone, SMS, dan Storage.Anda harus sesedikit mungkin memberikan izin terhadap permintaan WhatsApp tersebut karena jika izin diberikan, aplikasi ini akan bisa mengakses fitur-fitur yang diizinkan tersebut, misalnya kamera dan lokasi Anda.

Pertimbangkan dengan baik, misalnya izin terhadap lokasi. WhatsApp bukanlah aplikasi yang layanan utamanya memberikan lokasi sehingga izin lokasi tidak perlu diberikan. Demikian juga kamera karena ada fitur kamera utama yang bisa Anda gunakan untuk mengambil gambar. Storage dan Contacts memang perlu karena bisa mengetahui siapa saja yang menggunakan WhatsApp sehingga Anda bisa melakukan chatting dan menambahkan file seperti foto atau dokumen di pesan. 

Hal yang perlu Anda sadari adalah bahwa sebuah aplikasi tertentu terkadang berlebihan dalam meminta izin Anda. Sementara pengguna terlalu ingin dimanjakan aplikasi sehingga begitu saja memberikan izin. Misalnya seperti screenshot berikut ini.


Kamera utama yang ada di perangkat adalah senjata utama mengambil foto dan video sehingga sudah seharusnya Anda menggunakannya sesuai fungsinya. Namun aplikasi berbagi foto seperti WhatsApp juga bisa melakukan hal ini dengan berbagai kelebihan misalnya, durasinya yang lebih pendek atau tools editnya yang lebih baik.

Saya berpendapat lebih baik fungsikan aplikasi Instagram untuk berbagi foto saja sehingga Anda tidak perlu memberikan izin akses kepada kamera Anda. Mengapa? Sebab bila izin diberikan, Instagram bisa mengakses kamera Anda yang informasinya bisa digunakan untuk iklan tetarget yang nantinya Anda lihat di Instagram.

Selain itu, Anda harus ingat, di zaman terhubung siapa yang paling banyak mengumpulkan dan menguasai informasi akan menjadi pemenang. Informasi mengenai kebiasaan pengguna dapat diambil dari akses aplikasi terhadap perangkat pengguna. Misalnya akses terhadap SMS akan memungkinkan aplikasi membaca SMS apa yang dikirim dan diterima.

Baru-baru ini sebuah aplikasi buatan China, Meitu menimbulkan kecurigaan banyak orang karena banyaknya apps permission yang mereka minta. Meitu merupakan aplikasi yang mengubah foto selfie Anda menjadi karakter Anime. Ini bagi sebagian pengguna tentu menyenangkan karena karakter anime ini menarik. Namun belakangan diketahui bahwa aplikasi Meitu ini disangka memperjualbelikan informasi yang mereka peroleh tersebut. Hal ini tentu saja sangat tidak baik bagi privasi dan keamanan pengguna.

Hal yang lebih Anda waspadai adalah jika sebuah aplikasi meminta izin terhadap fungsi tertentu di perangkat yang jauh dari fungsi aplikasi tersebut. Misalnya aplikasi Waze, Anda harus memberikan izin lokasi agar aplikasi ini dapat bekerja, namun bila Waze meminta akses ke kontak, tentu saja ini mengada-ada sebab kontak jauh dari fungsi aplikasi Waze.

Demikian juga aplikasi lainnya. Saya baru mengalami sebuah aplikasi, yaitu Huawei HiLink ternyata meminta izin yang jauh dari fungsi aplikasi ini sebagai kontrol penggunaan modem Huawei dengan alasan aplikasi ini dirancang untuk versi Android yang lebih tua (sebelum Marshmallow). Screenshot dari app permission-nya sebelum saya evaluasi sebagai berikut.

Bagi saya, tentu tidak masuk akan sebuah aplikasi kontrol penggunaan kuota modem memiliki akses terhadap kamera, kontak, lokasi, ponsel dan storage. Lalu app permission ini saya evaluasi dengan tidak mengizinkan satupun permintaa di atas, meskipun dengan risiko aplikasi tersebut tidak bisa digunakan.



Dengan menolak semua izin yang diminta Huawei HiLink ini otomatis aplikasi tersebut tidak berfungsi. Hal ini tidak menjadi masalah karena bisa difungsikan ketika dibutuhkan saja, misalnya setelah jangka waktu tertentu. Bahkan dihapuspun tidak masalah karena bila kuota modem tersebut habis, koneksi internet akan terputus dengan sendirinya. Saya memilih untuk menghapus aplikasi Huawei HiLink tersebut.

Itulah pentingnya melakukan evaluasi app permission ini. Sekian lama menggunakan perangkat, Anda perlu khawatir ke mana dan siapa saja yang telah menikmati informasi pribadi Anda yang mereka peroleh melalui aplikasi yang Anda gunakan. Aplikasi tersebut tentu berguna, namun membiarkan aplikasi mengakses informasi Anda yang sebenarnya tidak terkait dengan fungsi aplikasi tersebut merupakan kelalaian privasi yang berisiko tinggi yang sebenarnya dapat dihindari dengan cara yang mudah seperti evaluasi app permission ini.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Bisnis Jual-Beli Organ Tubuh Manusia

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium