Langkah Maju Xiaomi Menjadi Raja Smartphone
Xiaomi Redmi 2 |
Sepanjang minggu terakhir tahun 2014, berita kanal teknologi tentang Xiaomi tiada henti. Berita tentang vendor ajaib dari China yang dijuluki Apple China tersebut menutupi pemberitaan tentang beberapa vendor besar Android yang sudah lama eksis dibandingkan dengan Xiaomi.
Xiaomi memang tengah menjadi hits. Beberapa waktu lalu dengan pembiayaan baru yang mereka peroleh, Xiaomi menjadi start up paling bernilai sejagad dengan nilai pasar 46 miliar dollar lebih. Sebelumnya, ramai diberitakan mereka dilarang berjualan di India karena digugat oleh Ericsson tentang penyalahgunaan paten meskipun kemudian bisa berjualan kembali dengan syarat tertentu.
India merupakan pasar sukses Xiaomi setelah China, Sepanjang lima bulan memasarkan produk smartphone mereka di India, Xiaomi menjual satu juta lebih smartphone. Baru-baru ini, hanya dalam 6 detik melakukan flash sale Redmi Note 4G laku sebanyak 40 ribu unit.
Kesuksesan Xiaomi tersebut kemudian dikunci oleh Lei Jun, CEO Xiaomi yang selalu meniru gaya Steve Jobs dengan sebuah postingan blog di Weibo tentang kesuksesan Xiaomi selama tahun 2014 yang lalu.
Lei Jun mengatakan dalan blog post nya bahwa penjualan sebelum pajak Xiaomi selama tahun 2014 adalah 12 miliar dollar AS dengan jumlah smartphone yang dijual sebanyak 61,12 juta unit, meningkat sebesar 227% dibandingkan tahun 2013. Namun tidak disebutkan seberapa banyak keuntungan Xiaomi sepanjang tahun 2014.
Bila dirunut ke atas apa yang diungkapkan secara garis besar tersebut adalah kesuksesan Xiaomi yang mungkin terbilang cepat. Tentunya Xiaomi tidak akan mengendorkan ekspansi mereka di tahun 2015 ini dan mungkin saja target mereka adalah menjual sebanyak 100 juta smartphone.
Target 100 juta smartphone tersebut telah dimulai dengan merilis seri lanjutan dari Redmi 1S, yaitu Redmi 2 yang warna-warni dengan spesifikasi yang lebih bagus dan koneksi 4G dengan harga kurang lebih sama dengan Redmi 1S. Strategi harga murah, tetapi bukan murahan ini merupakan strategi yang akan terus dilakukan Xiaomi sampai satu titik nanti di mana mereka akan memberikan harga kurang lebih sama dengan vendor lain yang lebih dulu eksis.
Selain itu, rumor tentang seri lanjutan dari flagship Mi4 terus berembus yang kabarnya dalam waktu dekat juga akan dirilis Xiaomi. Bahkan mungkin bukan Mi5 yang akan dirilis tetapi Mi4S dengan spesifikasi paling baik dengan harga jauh lebih murah dari pesaing seperti Samsung, LG, Lenovo atau Huawei.
Namun tentu, langkah maju Xiaomi tersebut bukan tanpa rintangan. Kita melihat satu titik lemah Xiaomi, yaitu di sisi paten. Ericsson yang menggugat Xiaomi di India tahu betul bahwa sukses Xiaomi tersebut merupakan andil mereka juga karena ada paten yang mereka miliki yang digunakan Xiaomi dalam perangkat mereka. Jika Ericsson memandang Xiaomi tidak patuh atau tidak membayar lisensi paten, maka mereka menggugatnya ke pengadilan.
Seperti yang ditulis oleh WSJ, tampaknya akan hal-hal kecil namun penting ini mungkin yang akan membuat langkah Xiaomi menjadi berat. Masalah paten Qualcomm di China yang kini tengah diselidiki oleh otoritas China mungkin akan berimbas kepada Xiaomi.
Qualcomm’s customers in China include Huawei Technologies Corp. and ZTE Corp. – established telecom companies that hold thousands of patents and have increasing ambitions to sell smartphones to consumers. But its customers also include Xiaomi, the start-up that had leapt to the top of China’s smartphone market in three short years. It holds relatively fewer patents.
“The current situation domestic mobile phone makers are facing is that some companies own lots of patents but less market share, while some companies own fewer patens but lots of users,” said Li Junhui, contract research fellow with the IPR Study Center at the China University of Political Science and Law.
“It could become a problem in the short term for companies like Xiaomi,” said Shanghai-based patent lawyer Yuan Yang.
Semakin tinggi pohon Xiaomi, akan semakin kencang angin yang menerpa. Pengandaian itu sebenarnya sebuah logika yang nyata adanya di dunia terutama di bisnis smartphone. Lawan-lawan Xiaomi seperti vendor yang telah lebih dulu eksis tentu tidak membiarkan pasar mereka terus-terusan digerogoti oleh Xiaomi. Vendor terutama Samsung, Sony, LG akan berupaya mempertahankan pasar mereka dengan mati-matian. Samsung terutama yang kini mengalami kelesuan akan kembali dengan produk yang lebih terjangkau tetapi spesifikasi bagus.
Demikian juga dengan vendor asal China sendiri seperti Huawei dan Lenovo. Huawei dikabarkan mengalami peningkatan penjualan cukup signifikan di tahun 2014 yang lalu berkat strategi yang pada dasarnya meniru Xiaomi. Huawei dengan seri Honor-nya memberikan spesifikasi bagus dengan harga juga terjangkau hingga bisa mendongkrak penjualan sebanyak 20 juta lebih. Pemasarannya pun meniru Xiaomi, yaitu dengan flash sale. Tampaknya Huawei belajar dari cerita sukses Xiaomi dalam membangun hype dan memberikan smartphone dengan spesifikasi bagus tetapi harga cukup terjangkau.
Demikian juga dengan Lenovo. Berkat kepemilikan mereka terhadap Motorola yang sedari awal sudah memberikan smartphone bagus dengan harga murah bukan hal yang sulit lagi untuk meneruskan tradisi tersebut. Tinggal menjalankan flash sale, baik untuk Lenovo sendiri dan mungkin juga nanti Motorola. Saya percaya, sukses Xiaomi akan ditiru banyak vendor lain sehingga pertarungan di tahun 2015 ini akan sangat panas.
Tentu akan sangat menarik, sejauh mana Xiaomi bisa terus melaju hingga bisa mengkudeta Samsung di posisi raja smartphone. Terlebih sebenarnya di AS, pasar yang sangat menjanjikan Xiaomi hampir-hampir tidak dikenal. Ini tantangan serius bagi Xiaomi karena mereka tidak memiliki pabrik sendiri (sejauh ini) untuk mempercepat atau melipatgandakan produksi mereka guna berekspansi ke negara-negara lain khususnya Amerika Utara dan Eropa.
Belum lagi jika dikaitkan dengan komentar sinis Jony Ive terhadap Xiomi. Tantangan untuk masuk ke pasar AS tentunya sangat berat sehingga boleh jadi Xiaomi akan fokus di pasar di mana akan sulit bagi Apple untuk mengajukan tuntutan hukum. Saya memperkirakan di tahun 2015 ini Xiaomi masih akan fokus di pasar yang telah mereka masuki di tahun 2014 seperti Indonesia, Malaysia, dan India serta mungkin ke Brazil dan bersabar untuk tidak masuk ke pasar yang berisiko tinggi seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Belum lagi jika dikaitkan dengan komentar sinis Jony Ive terhadap Xiomi. Tantangan untuk masuk ke pasar AS tentunya sangat berat sehingga boleh jadi Xiaomi akan fokus di pasar di mana akan sulit bagi Apple untuk mengajukan tuntutan hukum. Saya memperkirakan di tahun 2015 ini Xiaomi masih akan fokus di pasar yang telah mereka masuki di tahun 2014 seperti Indonesia, Malaysia, dan India serta mungkin ke Brazil dan bersabar untuk tidak masuk ke pasar yang berisiko tinggi seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Comments
Post a Comment