Xiaomi Redmi 1S dan Zero Budget Marketing Campaign

Xiaomi, yang sering disebut Apple dari China resmi hadir di Indonesia. Kemarin bertempat di Moovina, Plaza Indonesia, Xiaomi melakukan press conference dan perilisan smartphone pertama mereka di Indonesia secara resmi, yaitu Redmi 1S. Turut hadir dalam acara itu cofounder Xiaomi Mr. Lin Bin, Hugo Barra, Vice-president Xiaomi Global, dan Steve Vickers, General Manager (Southeast Asia).

Dalam acara yang dihadiri sangat banyak wartawan dari berbagai media massa offline maupun online serta blogger tersebut, terasa sekali tempat yang dipilih terlalu kecil. Undangan yang hadir sebagian besar tidak mendapat tempat duduk. Namun acara tetap berlangsung menarik, meriah, meski tanpa satupun hiburan layaknya peluncuran smartphone dari vendor lain.

Acara dibuka oleh cofounder Lin Bin yang bercerita tentang sejarah Xiaomi, mulai pada saat didirikan empat tahun yang lalu. Paparannya cukup menarik tentang para pendiri perusahaan yang bisa dikatakan mencengangkan bagi banyak orang terutama karena prestasi mereka yang mentereng dalam waktu kurang dari lima tahun. Xiaomi kini disebut-sebut sebagai the rising star karena mampu menyalip Samsung di pasar China dan vendor-vendor lain seperti LG, Sony, Acer, ASUS dan banyak lainnya.

Cukup panjang cerita yang diuraikan oleh Lin Bin termasuk jumlah penjualan Xiaomi yang kini mencapai 7o juta handset. Namun yang menarika tentu saja skin yang mereka kenakan pada Android Mi Phone produksi mereka yang dikenal sebagai MIUI. 

Lin Bin mengatakan bahwa mereka berupaya mewujudkan integrated customer experience dengan menyatupadukan hardware, software dan internet service. Core semua itu ada pada skin MIUI yang terus-menerus diperbaharui dan mendapat update seminggu sekali di hari Jumat. Layaknya Apple (rujukan mereka selama ini) Xiaomi berniat menyediakan layanan dari hulu hingga ke hilir, terintegrasi.

Sementara Hugo Barra, mantan Googler (Android VP) yang kini menjadi Vice Presiden Global Xiaomi bercerita dari sisi marketing. Perlu digarisbawahi bahwa semenjak Hugo Barra hadir di Xiaomi, pemasaran mereka sangat aktif menjangkau negara-negara lain di Asia selain China, misalnya India, Singapura, Indonesia dan Malaysia.

Pemasaran mereka memang unik, disebut dengan flash sale, yaitu waktu tertentu di mana calon konsumen dapat membeli ponsel dengan harga yang sangat menarik. Cara seperti ini telah menarik sangat banyak konsumen membeli Mi Phone beramai-ramai, dan mereka bangga melakukan hal tersebut karena menjadi orang-orang pertama yang memperoleh ponsel terbaru dari Xiaomi.

Jika kita lihat, hal ini tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh Apple, di mana fanboys mereka melakukan antre berhari-hari untuk memperoleh iPhone terbaru. Cara ini diyakini Xiaomi bisa meningkatkan brand awareness dengan memberikan harga yang bagus dengan spesifikasi ponsel yang lebih baik dibandingkan pesaing.
Hugo Barra

Fokus Xiaomi dalam marketing juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook di mana di sana diumumkan ponsel terbaru. Selain itu Xiaomi membentuk komunitas di setiap negara tempat mereka menjual Mi Phone sehingga mereka bisa terus dekat dengan pengguna dan menerima feed back langsung demi perbaikan terutama soal alih bahasa.

Dengan cara-cara tersebut mereka bisa menekan biaya marketing yang sering menghantui vendor, terutama mereka yang baru muncul seperti Xiaomi. Menarik, tentu saja, cara flash sale ini dengan integrasi media sosial yang sangat disukai pengguna smartphone saat ini menjadi jalan baru untuk memasarkan ponsel yang hampir-hampir tidak dikenal sebelumnya. Bukti yang diberikan oleh Xiaomi lebih dari cukup betapa manjurnya cara flash sale tersebut menjaring pengguna ponsel untuk membeli Mi Phone.

Bisa dikatakan, flash sale ini tak berbiaya alias zero budeget marketing campaign. Hal ini bisa menekan harga jual ponsel dan membuat konsumen beralih ke Xiaomi. Sukses menjual 70 juta handset dalam 4 tahun adalah bukti bahwa zero budget marketing campign bisa berhasil jika dilakukan dengan benar.

Ini pun terlihat dari pelayanan yang diberikan Xiaomi pada press conference kemarin. Tidak ada kesan mewah bahkan terkesan seadanya, hanya ada satu banner Redmi 1S. Selebihnya adalah presentasi, video dan pemunculan banyak komunitas dan hype yang begitu tinggi dari pengguna yang menggunakan Mi Phone. 

Saya rasa setiap ada acara press conference Xiaomi yang mereka tularkan adalah hype. Bukti pengguna Xiaomi yang setia, update berkelanjutan terhadap MIUI dan spesifikasi ponsel yang cukup bagus dengan harga sangat murah. 

Untuk Indonesia, Xiaomi hadir dengan membawa Redmi 1S. Smartphone berukuran 4,7 inchi ini sejatinya bukan jajaran baru dari Xiaomi karena dirilis pada bulan Mei 2014 yang lalu. Dengan telah dirilisnya Mi4, juga sebelumnya ada Redmi Note dan Mi Pad, dengan hanya membawa Redmi 1S ke Indonesia, Xiaomi berisiko kurangnya Hype yang merupakan kekuatan pemasaran Xiaomi selama ini. 

Saya sendiri menyayangkan mengapa hanya membawa Redmi 1S. Saya membayangkan paling tidak mereka merilis Mi Pad dan Redmi Note jika tidak Mi4. Akan jadi suatu hal yang menggembirakan bagi konsumen Indonesia yang sudah lama ingin mencicipi Xiami dan MIUI.

Cukup banyak yang menanyakan mengapa bukannya merilis Mi3, Mi Pad, Redmi Note atau Mi4 sekaligus di Indonesia. Namun Xiaomi berdalih merekan ingin menciptakan user base yang kuat terlebih dahulu, terutama dengan skin/ROM MIUI. Alasan yang masuk akal, namun bagi saya tetap saja dengan hanya satu handset yang dijual secara resmi, Xiaomi kalah selangkah dibandinkan vendor lain yang menawarkan sedemikian banyak model.

Untuk Redmi 1S ini saya rasa speknya cukup tinggi untuk harga hanya 1.499.000,00 rupiah. Harga ini jauh di bawah Moto G (16/8 GB) atau bahkan ASUS Zenfonne 5 dengan Antutu Benchmark hanya kalah dari Nexus 5. Layar 4,7 juga menjanjikan luas layar yang lebih baik dibandingkan Moto G dengan IPS anti gores. Smartphone dual SIM ini dapat dibeli di Lazada dengan mendaftar terlebih dahulu lalu mengikuti flash sale pada tanggal 3 September dengan asumsi siapa cepat dia dapat. Pengiriman mulai dilakukan pada tanggal 4 September.

Sangat menarik jika dilihat dari spesifikasi yang ditawarkan oeh Redmi 1S ini. Anda bisa melihat harga smartphone dengan chipset Qualcomm MSM8228 Snapdragon 1,6 quadcore bisa di atas 2,5 atau bahkan 3,5 juta. Namun Xiaomi hanya menawarkan 1,5 juta saja. Akan menjadi suatu kerugian tersendiri untuk tidak membeli Redmi 1S murah ini.

Untuk foto press conference Xiaomi anda dapat mengklik tautan ini

Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya