Malu Bertanya Pakai Waze Saja!

Sekitar beberapa tahun yang lalu, ketika melakukan perjalanan ke suatu daerah atau tempat yang belum pernah dikunjungi atau masih asing, saya tak henti bertanya ke orang-orang yang ditemui suatu daerah atau tempat tertentu yang akan saya kunjungi. Hal ini tentu saja membuat repot dan menyita waktu serta keasyikan perjalanan. Contohnya bila saya melakukan perjalanan karena pekerjaan kantor ke Bandung atau ke Yogyakarta, saya harus bertanya ke sekian banyak orang yang saya temui mengenai arah atau navigasi yang dapat saya jadikan pegangan agar tidak nyasar. 

Untungnya kini berkat kemajuan teknologi mobile smartphone hal tersebut tidak lagi menjadi hal yang harus dilakukan berkat adanya aplikasi navigasi. Berbicara soal aplikasi navigasi terbaik saat ini, tidak diragukan lagi adalah Waze. Waze yang merupakan bagian dari Google merupakan aplikasi navigasi yang sangat sering saya pakai. Seperti diketahui, Waze tersedia di Google Play dan Appstore Apple dan bekerja sama baiknya di kedua platform, baik Android dan iOS.

Aplikasi Waze di iOS (Sumber: Tweet 
Damar Juniarto)


Kecanggihan Waze sebagai aplikasi navigasi karena aplikasi ini berbasis user generated content. Ini artinya data-data yang ada di Google diunggah oleh para penggunanya secara real time. Penggunanya saat ini mungkin lebih dari 50 juta pengguna (sewaktu dibeli Google setahun yang lalu pengguna sudah 50 juta dan pengguna aktif 28 juta) di berbagai negara. 


Setelah dibeli oleh Google, dengan adanya Google Maps, Google menambahkan mesin pencari canggih ke dalam aplikasi Waze. Dengan demikian, pengguna Waze akan lebih mudah menemukan tempat tertentu serta rute menuju tempat tersebut. Khusus buat kota yang super macet seperti Jakarta, dengan Google Waze kita bisa menemukan jalan-jalan yang tingkat kemacetannya kurang atau jalur-jalur tikus yang meskipun sedikit lebih panjang namun lebih bersahabat.

Dengan berbasis user generated conten, pengguna Waze dapat mengupload kondisi jalan, kecelakaan, pom bensin, harga bensin dan berbagai pernik lain seperti tempat istirahat atau makan. Pengalaman saya sendiri ketika menggunakan Waze dari Magelang menuju Yogyakarta pada libur akhir tahun yang lalu menunjukkan betapa Waze ini sangat bermanfaat untuk menuju kawasan Malioboro yang macet.

Bahkan kadang-kadang sebagai pengguna setia angkot menuju tempat kerja, saya iseng menggunkan Waze untuk melaporkan kondisi jalan di sekitar Ciawi dan Kota Bogor yang memang sering sekali mengalami kemacetan, entah itu karena kecelakaan atau karena perbaikan jalan atau karena volume kendaraan yang membludak.

Sewaktu melakukan liburan  akhir tahun lalu ada tiga tempat yang utama yang saya kunjungi, yaitu Wonogiri, Solo, dan Yogyakarta. Berikut ini beberapa screenshot yang sempat saya ambil waktu itu.




Ada peristiwa yang menarik yang saya alami ketika dari Magelang setelah mengunjungi Candi Borobudur, arus menuju Yogyakarta ternyata sangat padat. Untuk itu, saya membuka Waze mencari jalur-jalur alternatif menuju Malioboro. Waze sangat menolong untuk menemukan beberapa rute yang meski tetap bermuara di Jalan raya Magelang, tetapi bisa menghindari beberapa titik kemacetan parah yang terjadi saat itu. Dengan demikian aya bisa sampai di Malioboro sesuai waktu yang direncanakan, meskipun terkendala macet tetapi bisa diselamatkan oleh Waze.

Dengan adanya Waze ini, hampir di setiap perjalanan, Anda tak perlu lagi bertanya ke orang di pinggir jalan rute menuju suatu tempat tertentu. Hal ini tentu sangat memudahkan dan membuat anda bisa menikmati asyiknya perjalanan. Nah, sekarang jika malu bertanya, pakai Waze saja, ya!

Bagi saya sendiri, Waze sangat berguna untuk navigasi. Namun bagi yang lain masih ada fitur Waze yang cukup bagus untuk saling berlomba dengan teman dengan memberikan hadiah traktiran pulsa atau makan minum. Dengan melaporkan kondisi jalan, Waze akan memberikan pengguna poin tertentu yang akan semakin bertambah jika semakin sering melaporkan kondisi jalan. Jumlah poin ini bisa dilombakan dengan teman sehingga bila teman telah menyalip poin yang kita miliki, kita harus memberikan hadiah untuk pencapaiannya. Demikian pula sebaliknya. Tentu saja hal ini sangat mengasyikkan.

Tentu saja Waze dapat dipakai jika pengguna memiliki kuota internet. Bisa diperkirakan, jika Anda sering menggunakan Waze kuota internet pengguna akan semakin tergerus. Hal ini tentu saja akan membuat khawatir karena paket internet sering untuk waktu sebulan atau jangka waktu tertentu seperti per minggu atau bahkan per hari.

Untungnya jika Anda pelanggan IM3 seperti saya dan berada di Pulau Jawa dan Bali serta melakukan aktivasi mulai bulan Juni 2014 anda dapat mengakses Waze sepuasnya tanpa bayar alias gratisan. Tentu saja sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku yang dapat anda baca langsung di situs IM3 ini

Gratisan ala IM3 ini tentu sangat bagus bagi pengguna yang memang sangat bergantung kepada navigasi Waze. Mereka yang sangat sering menggunakan Waze untuk melihat serta melaporkan kondisi jalan tak perlu lagi khawatir paket pulsa berkurang. Cukup sediakan baterai cadangan atau power bank tambahan agar dapat terus ber-Waze sepanjang hari.

Bagi saya sendiri, sisi navigasi Waze memang lebih utama, namun berlomba mengumpulkan poin dengan teman tanpa khawatir kuota paket internet adalah sesuatu yang patut dicoba. Semoga saja, beberapa waktu ke depan dalam perjalanan saya bisa melakukan hal ini. Tentunya saya akan kontak dulu teman yang mau diajak lomba ini.

Nah yuk, gunakan Waze sepuasnya!

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Bisnis Jual-Beli Organ Tubuh Manusia

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium