Mengapa Facebook Ngebet Beli WhatsApp?

Saat ini sangat banyak aplikasi perpesanan sosial. Mulai dari WhatsApp, WeChat, Line, Kakao Talk, Facebook Messenger, dan masih banyak lagi. Saat ini perpesanan sosial sangat digemari, terutama oleh kaum remaja. Hal ini karena aplikasi perpesanan sosial tidak lagi hanya pesan tulisan, tetapi juga foto dan sekaligus bisa bermain game dan bertemu idola seperti artis. 

Tentunya sebagai media sosial nomor satu Facebook bisa dikatakan selangkah di depan untuk perpesanan sosial dengan fitur Facebook Messenger-nya. Sayangnya tidak demikian. Sebuah statistik yang dikutip dari Forbes beberapa waktu yang lalu, hasil dari pendataan di Amerika Serikat, Brazil, Afrika Selatan, China dan Indonesia menunjukkan Facebook Messenger hanya unggul di Amerika Serikat. Selebihnya di negara seperti Brazil, Indonesia, Afrika Selatan Facebook dikalahkan oleh WhatApp, WeChat, Line,  dan BlackBerry Messenger.

Di AS, Facebook Messenger memimpin dengan perolehan 46%, diikuti WhatsApp dengan 35%, dan Twitter 24%. Hal yang cukup menarik adalah di Indonesia, di mana WhatsApp memimpin dengan angka 43%, lalu diikuti oleh BlackBerry Messenger 37% dan Line 36%. Artinya Facebook Messenger tidak masuk dalam tiga besar aplikasi perpesanan sosial populer di Indonesia.
Ini artinya Facebook Messenger kurang populer di Indonesia. Pengguna smartphone Indonesia lebih suka menggunakan WhatsApp, BBM, dan Line. Hal ini menjadikan WhatsApp dan aplikasi perpesanan lainnya musuh Facebook. 
Mungkin karena data inilah kemudian Facebook membeli WhatsApp seharga 19 miliar dollar, sebuah rekor bagi startup yang mungkin sulit untuk terulang kembali. Melihat betapa berkuasanya WhatsApp di berbagai emerging market, seperti di Indonesia dan negara-negara di kawasan Afrika. Cukup masuk akal Facebook membeli startup ini, yang sudah hampir dua tahun terus dilihat oleh Mark Zuckerberg. Selain itu, pembelian mahal WhatsApp bisa menghindarkan startup ini dimiliki oleh Google sekaligus menyelesaikan persoalan kurang bagusnya Facebook di perpesanan sosial. Tambahan lagi sebenarnya dengan membeli WhatsApp Facebook berhasil mengalahkan musuh yang selama ini sangat mengancam keberadaan Facebook.
Statistik lain mengungkapkan ada 450 juta pengguna WhatsApp, 70% di antaranya selalu menggunakan aplikasi ini. Bisa dikatakan WhatsApp merupakan raja perpesanan sosial dan bisa mengalahkan BlackBerry Messenger yang lebih dulu ada.
Namun tentunya bukan tanpa efek negatif. Salah satu yang cukup terasa adalah turunnya harga saham Facebook sekitar 2% setelah pembelian WhatsApp diumumkan. Tampaknya analis khawatir bagaimana cara monetisasi WhatsApp sehingga mungkin dalam beberapa waktu ke depan tidak akan memberikan efek positif bagi pendapatan Facebook.
Selain itu, prinsip pendiri WhatsApp, Jan Koum yang tidak suka iklan menambah berat tugas Mark Zuckerberg untuk menempatkan iklan sesegera mungkin di WhatsApp. Efek negatif lain yang cukup terasa adalah yang dilaporkan oleh The Next Web. Menurut situs tersebut semenjak pengumuman pembelian WhatsApp ada 500 ribu pengguna WhatsApp yang pindah ke aplikasi lain yang cukup sepadan, yaitu Telegram. Selain itu di Jerman dilaporkan pengguna pindah ke layanan yang lebih terjamin keamanannya karena khawatir soal privasi akan melanda WhatsApp setelah dibeli oleh Facebook.
Sumber: Forbes

Comments

Popular posts from this blog

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium

Enny Arrow, Pengarang Stensilan Cabul Masa Lalu

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya