Tak Aneh Twitter Sering Membunuh Orang


http://1.bp.blogspot.com

Entah untuk keberapa kalinya, semenjak menggunakan Twitter, kabar RIP (Rest in Peace) muncul di Timeline. Kali ini yang menjadi sasaran adalah musisi asal Indonesia anggota grup Slank, BimBim. Sebelumnya Madonna juga di-RIP-kan oleh tweet di Twitter sehingga menjadi trending topic. Jika kita lihat lebih jauh ke belakang, tentu daftar tersebut akan sangat banyak. Dua atau tiga hari yang lalu Rowan “Mr.Bean” Atkinson juga di-RIP-kan meskipun dengan menjadikannya candaan.
Twitter sebagai media penyampai berita sudah sangat diakui. Sangat banyak orang yang bergantung kepada tweet yang mengalir di timeline. Saya sendiri, seorang penikmat timeline yang cukup rakus karena bila pertama kali membuka Twitter di pagi hari, hal pertama yang saya lakukan adalah memeriksa timeline. Paling tidak saya butuh 10-20 menit untuk memeriksa apa saja tweet yang saya lewatkan.
Mungkin anda juga demikian. Nah jika anda menemukan pesan RIP terhadap seseorang dan banyak sekali sehingga menjadi Trending Topic tentu saja anda akan bertanya, benarkah kabar ini?
Pada kasus tertentu, pesan atau Tweet RIP seseorang tersebut bisa saja benar. Contohnya malam ini saya mendapatkan Tweet di Timeline:

RT @candramalik: KH. Abdullah Faqih Ponpes Langitan Tuban kondur dumateng ngarsanipun Gusti Allah. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun…
Namun kabar kematian Bimbim yang juga mengalir di Timeline saya kemudian dibantah sebagai berikut:
@RadioElshinta Bunda Iffet ibunda Bimbim Slank menyatakan tdk benar berita Bimbim meninggal dunia.
Tentu saja sangat menarik untuk membahas masalah ini. Di satu sisi pengguna Twitter sering terperangkap “Membunuh” seseorang terutama mereka yang kadar keterkenalannya cukup tinggi seperti artis atau selebriti. Di sisi lain, Twitter juga memfasilitasi kabar kematian seseorang secara akurat. Namun saya lebih sering memperoleh Tweet HOAX tentang kematian seseorang. Inilah yang menjadi masalah, mengapa pengguna Twitter sering men-tweet kabar yang belum teruji kebenarannya.
Saya mengira pertalian pertemanan yang sangat terbuka di Twitter sebagai penyebabnya. Sebagai pengguna Twitter, jika akun anda tidak diproteksi (sebagian besar pengguna Twitter menerapkan hal ini) maka tweet anda akan terbaca oleh publik di seluruh dunia. Dengan men-tweet kabar hoax tertentu, bukan hanya orang yang ada di jalur pertemanan yang bisa membaca tweet tersebut, tetapi setiap pengguna Twitter. Hal ini akan menimbulkan efek berantai yang sangat panjang dengan adanya fasilitas Retweet. Nah jika kabar kematian BimBim ditulis dengan maksud mungkin untuk bercanda untuk pertama kali, tentu saja pengguna lain yang me-Retweet pesan tersebut tidak tahu apa dasar tweet tersebut. Hal penting yang mereka lakukan adalah melakukan Re-Tweet, bahkan dengan alasan yang mungkin sumir sama sekali. Dengan me-Retweet tentu saja gelombang tweet akan sangat besar sehingga sering kabar hoax kematian seseorang menjadi Trending Topic di Twitter.
Kedua, sering saya melihat dan ini sudah dibuktikan dalam sebuah survei bahwa sebagian besar tweet di Twitter tergolong tweet sampah. Ini berarti sedemikian banyaktweet yang dilakukan pengguna Twitter yang tak ada nilainya, termasuk di dalamnya kabar hoax tentang kematian seseorang. Jika demikian, premis yang mengatakan bahwa pengguna Twitter cenderung hanya mau melakukan tweet atau retweet tanpa melihat dan menganalisis tweet tersebut terlebih dahulu menjadi benar. Artinya memang banyak pengguna Twitter yang tidak berpikir sebelum melakukan Tweet. Hal yang penting bagi mereka adalah melakukan Tweet, apa pun itu, termasuk kabar hoaxkematian seseorang.
Ketiga kemudahan dalam melakukan update status via Re-Tweet. Kemudahaan ini membuat gelombang Tweet yang sangat besar sehingga kabar hoax sering menjadi trending di Twitter. Khusus mengennai kabar hoax kematian seseorang, saya kira karena bertema “Kematian” pengguna Twitter cenderung ikut dalam melakukan tweet sebagai wujud simpati, namun sayangnya tidak diteliti terlebih dahulu.
Dengan tiga alasan di atas, Twitter di satu sisi menjadi lahan untuk membunuh seseorang. Meskipun sangat banyak juga kabar kematian yang benar beredar, namun tweet hoax tentang kematian beberapa orang terakhir ini sepertinya patut dijadikan alasan bahwa Twitter terlalu mudah untuk dimanipulasi. Tentunya ini bukan masalah teknis Twitter. Namun lebih kepada pengguna yang sering tidak menggunakan Twitter secara tifak tepat. Hal yang lebih menjadi perhatian adalah adanya kecenderungan kabar hoax kematian seseorang tersebut dijadikan bahan candaan. Maksudnya, ada yang sangat senang mengabarkan kabar hoax kematian seseorang di Twitter, sebuah perilaku yang patut disayangkan.

Comments

Popular posts from this blog

Bisnis Jual-Beli Organ Tubuh Manusia

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium