Awas Sindrom NomoPhobia Mengintai Pengguna Ponsel
Sumber: Samsung |
Bila ponsel anda hilang, tentu saja anda sangat khawatir. Mungkin, jangankan hilang jauh dari genggaman saja membuat anda takut atau risau. Jika demikian ponsel sepertinya sangat berarti bukan?
Sebagian orang yang saya temui berkata, lebih baik ketinggalan dompet daripada lupa membawa ponsel. Fakta bahwa ponsel bisa dijadikan uang dengan menggadaikannya, ternyata bukanlah faktor yang memengaruhi kesimpulan tersebut. Sebagian besar orang, kini sangat bergantung kepada ponsel untuk keep in touch dengan siapa saja/apa saja, terlebih setelah makin majunya media sosial yang di-embedd aplikasinya ke ponsel cerdas, smartphone.
Perilaku unik pengguna ponsel pun kini makin beragam. Banyak pengguna ponsel membawa ponsel mereka tidur dan ke toilet. Sebagian pengguna smartphone Android, bahkan lebih sering melakukan panggilan sewaktu di toilet. Nah gejala apakah ini sebenarnya?
Sebuah indikasi ketakutan jauh-jauh dari ponsel diidentifikasi pada tahun 2008 yang lalu. Rasa takut jauh dari ponsel ini disebut Nomophobia. Empat tahun kemudian, khususnya di Inggris, gejala Nomophobia ini semakin nyata setelah sebuah penelitian menunjukkan 2/3 dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka takut jauh-jauh dari ponsel mereka.
Di Indonesiapun gejala Nomophobia ini sebenarnya sudah sangat terlihat. Bila anda naik angkutan umum atau jalan-jalan di pusat perbelanjaan, anda akan mendapati mereka yang sangat asyik dengan ponselnya terutama smartphone. Mereka seperti tak peduli dengan sekitar dan fokus hanya ke ponsel. Namun tentunya data kuantitatif seberapa besar pemilik ponsel takut jauh-jauh dari ponsel mereka belumlah ada seperti di Inggris.
Kembali ke survei Nomophobia yang disponsori oleh SecurEnvoy ini. Bila kita lihat lebih dalam, sebagaimana dirilis di situs SecurEnvoy, pada kondisi tertentu terdapat 41% responden dalam usaha untuk terus terhubung, memiliki dua buah ponsel.
Lebih jauh persentase perempuan yang takut berada jauh dari ponsel mereka lebih besar daripada laki-laki. 70% dari perempuan yang disurvei merasa takut jauh dari ponsel mereka, sedangkan laki-laki hanya 61%. Persentase responden yang memiliki dua buah ponsel lebih besar pada laki-laki, yaitu 47%, sedangkan perempuan hanya 36%. Rentang usia 18-24 tahun memiliki kadar Nomophobia paling besar, yaitu 77%, sedangkan rentang usia 25-34 tahun berada di posisi kedua dengan 68%. Perlu diketahui dalam survei yang sama empat tahun yang lalu, hanya 55% responden yang merasa takut jauh-jauh dari ponsel mereka. Kini angka tersebut naik menjadi 66% di tahun 2012.
Saya rasa peningkatan angka Nomophobia ini bisa jadi sebagai akibat semakin majunya dunia internet khususnya media sosial. Bila kita ingat, di tahun 2008 yang lalu pengguna Facebook baru berjumlah sekitar 66 juta orang. Twitter saya rasa belumlah sampai puluhan juta. Namun kini pengguna Facebook meningkat lebih dari 10 kali lipat, sedangkan Twitter menurut sebuah sumber mungkin sudah mencapai 500 juta. Dengan sekian banyak hubungan yang terjadi di kedua media sosial tersebut, tentu saja pemilik akun media sosial yang selalu mengakses via ponsel merasa takut kalau-kalau mereka jauh dari ponsel.
Selain itu, kemajuan teknologi ponsel khususnya smartphone turut serta. Kemajuan smartphone seperti resolusi kamera yang sangat besar, kemampuan 3D dan banyak lainnya memanjakan pemilik ponsel sehingga tentu saja kalau mereka jauh dari ponsel akan menimbulkan ketakutan tertentu.
Nah, apakah anda menderita Nomophobia?
Salam mas, aku juga dari kompasiana loh... :) Kalo bersedia kunjungi blogku disini jangan lupa komentarnya yah :) Trims
ReplyDeletemakasih kunjungannya mas .. nanti saya kunjung balik ;)
ReplyDelete