Taktik Microsoft, Lisensi Paten dan OS Windows

Berbicara tentang Windows Phone selalu menarik. Bukan saja karena posisinya yang marginal di pasar smartphone global, tetapi juga taktik apa yang sebenarnya dijalankan oleh Microsoft untuk membuat OS ketiga di pasar smartphone ini menarik bagi pengguna untuk menggunakan. Terlebih setelah tuntasnya akuisisi Nokia oleh Microsoft dan rencana dibuangnya brand Nokia di smartphone yang kemudian akan dirilis dan digantikan oleh Windows.

Sebenarnya cukup banyak referensi atau review yang mengatakan bahwa secara OS, Windows tidak kalah bagus dibandingkan dengan Android dan iOS. Saya mungkin setuju dengan pernyataan tersebut. Namun, secara kedalaman dalam pilihan aplikasi Windows Phone harus mengakui mereka masih tertinggal jauh.

Taktik yang dijalankan oleh Microsoft adalah berdiri dua kaki, yaitu menekan vendor Android dan Chrome dengan lisensi paten dan sekaligus merilis handset OS sendiri. Taktik ini sepertinya lebih difokuskan untuk memaksa Android keluar dari arena. Membuat vendor Android membayar untuk lisensi paten memaksa harga handset Android mahal dan memaksa mereka untuk merilis smartphone windows sekaligus mengeluarkan windows milik sendiri.

Namun sayangnya sejauh ini strategi ini tidak berjalan mulus. Kita mengetahui bahwa Microsoft saat ini bersengketa dengan Samsung terkait pembayaran royalti paten yang ditandatangani pada tahun 2011 yang lalu. Dalam data pengadilan, Samsung membayar lebih dari 1 miliar dollar AS  lisensi paten di tahun 2013 yang lalu. Ini jumlah yang sangat besar, jauh lebih besar dari bisnis windows phone.

Hal ini diperkuat oleh artikel Quartz. Jumlah 1 miliar dollar  royalti paten dari Samsung tersebut melebihi pendapatan operasional yang diperoleh Microsoft dari divisi Entertainment and Devices, (konsol Xbox, Kinect,  Xbox Live , dan Skype) yang berjumlah hanya 848 juta dollar AS. Itu baru dari satu vendor Android, belum dari HTC, LG dan masih banyak vendor Android lainnya yang menggunakan lebih dari 200 paten Microsoft. 

Horace Dediu @asymco dalam tweet-nya mengatakan:
Microsoft’s purchase of Nokia could have been entirely paid by Android IP royalties.
Sebagaimana diketahui bahwa Nokia dibeli oleh Microsoft senilai 7,2 miliar dollar tahun lalu dan deal sudah diselesaikan sekitar bulan April 2014. Melihat tweet Horace Dediu tersebut, saya percaya bahwa harga akuisisi Nokia sudah dibayar lunas oleh Microsoft dengan royalti yang diperoleh dari vendor Android.

Ini artinya pendapatan royalti dari Android sudah sangat besar. Microsoft tinggal menunggu pembayaran setiap tahun yang jumlahnya sangatlah besar. Akan tetapi hal ini belum membuat Microsoft puas. Mereka merilis OS sendiri sebagai senjata berikutnya untuk mengancam keberadaan Android yang sayangnya sejauh ini selalu gagal.

Taktik Microsoft ini tentu saja membuat beberapa vendor Android keberatan dan Samsung merilis keengganan mereka membayar lisensi paten terkait dengan akuisisi Nokia yang juga memiliki sangat banyak paten di bidang mobile. Samsung jelas khawatir akuisisi tersebut akan meningkatkan royalti paten yang harus mereka bayar. Ini adalah ancaman nyata bagi bisnis smartphone mereka yang kini tengah terpuruk.

Saya rasa taktik memaksa vendor Android untuk membayar paten ini berimbas kepada tidak menariknya OS Windows Phone bagi banyak vendor Android. Dengan membayar paten mereka sudah digerogoti oleh Microsoft sehingga merilis smartphone berbasis windows yang sulit laku hanya akan menambah beban.

Oleh karenanya, meskipun membuka lebar-lebar pintu bagi vendor yang ingin merilis smartphone Windows, tetap saja ada keengganan bagi vendor karena mereka kena dua kali. Hal ini membuat pasar windows tetap tidak beranjak di bawah 5% secara global.

Comments

Popular posts from this blog

Bisnis Jual-Beli Organ Tubuh Manusia

Kisah Tukang Sapu yang Kehilangan Sapunya

Di Jalan Surabaya, Berburu CD Bekas Premium