Google Perlu Membeli Aplikasi Chatting WhatsApp?
Apliaksi Chatting WhatsApp |
Kabar tentang rencana Google membeli aplikasi Chatting WhatsApp bukan kabar baru. Kabar ini sudah lama dan kembali dihembuskan dua hari yang lalu oleh banyak situs teknologi. Sayangnya situs yang merilis rumor tersebut bukan situs yang selama ini menjadi panutan bagi saya untuk bisa percaya. Sejauh ini Bloomberg dan Reuters belum merilis rumor tersebut. Demikian juga The Verge dan bahkan TechCrunch.
Satu sumber penting yang merilis rumor akan dibelinya WhatsApp oleh Google adalah Digital Trends dan kemudian dikutip oleh Apple Insider. Bisa saja rumor tersebut benar karena sumber sebelumnya sudah memberitakan bahwa Google telah melakukan pendekatan kepada WhatsApp. Pendekatan tersebut pada awalnya belum menyebutkan harga, namun kini harga WhatsApp ada di 1 miliar dollar, sebuah angka yang cukup fantastis bagi sebuah aplikasi chatting.
Hal yang perlu kita lihat adalah bahwa tidak hanya Google yang berminat untuk membeli WhatsApp. Facebook sebelum membeli Instagram dikabarkan pernah melakukkan pendekatan, namun waktu itu WhatsApp tidak berpikir untuk menjual aplikasi mereka. Jadilah Facebook memilih Instragram yang pada awalnya dibeli dengan harga 1 miliar dollar. Perlu diketahui, pembelian Instagram oleh Facebook menampar Google yang dikabarkan juga berminat. Apalagi Kevin Systrom pendiri Instagram adalah mantan karyawan Google.
Tentunya dengan adanya rumor yang menyebutkan keinginan Google membeli WhatsApp sebuah kabar baik bagi Google sendiri. Meskipun mereka memiliki aplikasi chatting seperti GTalk, Hangout dan aplikasi lainnya, namun aplikasi tersebut saling terpisah. Tidak ada unifikasi layanan sehingga pengguna tidak fokus dalam satu aplikasi. Apalagi bila kita lihat Hangout yang sebenarnya cukup sukses, namun memiliki pengguna yang terbatas.
Kabar sebelumnya adalah Google akan melakukan unifikasi layanan chatting mereka di bawah nama Babble. Ini nama baru bagi sederet aplikasi chatting seperti GTalk dan Hangout agar pengguna bisa lebih fokus dan berada dalam satu layanan. Sayangnya kemunculan Babble untuk berkompetisi di pasar aplikasi chatting mungkin terlambat.
Di pasar aplikasi Chatting ini, WhatsApp, Line, KakaoTalk dan Wechat memiliki pengguna yang sangat banyak. Jika Google masuk dengan aplikasi baru, jelas saja akan kebagian kue sangat kecil. Butuh waktu yang cukup lama agar base pengguna menjadi besar. Sementara untuk merilis produk baru bukan perkara mudah karena kompetisi sangat kuat. Kita bisa melihat aplikasi chatting LINE yang menghadirkan berbagai fitur antara lain Sticker dan chat dengan selebritis terutama yang berasal dari Jepang.
Untuk bisa menarik pengguna tentu aplikasi Babble nantinya butuh fitur yang lebih baik. Bahkan fitur lebih baik saja tidaklah cukup karena pengguna harus melakukan registrasi lagi di aplikasi yang baru tersebut. Cara satu-satunya untuk langsung bisa berkompetisi di pasar aplikasi chatting adalah dengan membeli aplikasi yang sudah eksis. Untuk urusan ini WhatsApp merupakan aplikasi yang paling seksi. Google perlu membeli WhatsApp karena aplikasi ini sudah cukup lama eksis dan berhasil merubah kebiasaan pengguna yang menggunakan BlackBerry Messenger.
Perlu dicatat, WhatsApp merupakan aplikasi pertama yang cross platform yang menawarkan chatting. Sebelumnya pengguna BlackBerry sangat bangga dengan fitur BBM. Namun semenjak adanya WhatsApp pengguna BlackBerry mulai beralih dan tidak lagi tergantung kepada BBM karena mereka bisa chatting dengan siapa saja selain pengguna BlackBerry berkat aplikasi WhatsApp.
WhatsApp meskipun sampai saat ini belum pasti berapa jumlah penggunanya, namun dipercaya merupakan aplikasi chatting nomor satu. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang berada di seratus negara di dunia dan dipakai secara luas. Diperkirakan WhatsApp menghasilkan uang 100 juta dollar setahun sehingga monetisasinya sudah terlihat. Selain itu dengan bekerja sama dengan operator, WhatsApp bisa memberikan tarif tertentu di beberapa negara sehingga aplikasi ini memang sudah matang dan tinggal beberapa pengembangan agar bisa terus bertahan.
Perlu juga dilihat bahwa kecenderungan pengguna smartphone sekarang ini adalah melakukan chatting. Seperti dikutip oleh WSJ:
"On Line you have conversations, so you react by the minute," said Mr. Dijkland, who started using Line five months ago. "On Facebook you just look at the news feed and after that, there's not more to see."
Ini artinya, bahkan Facebook sudah mulai ditinggalkan pengguna untuk kemudian beralih ke aplikasi chatting. Di aplikasi ini pengguna memperoleh the real conversation yang selama ini tidak mereka peroleh di Facebook. Chatting dengan orang yang tepat karena mereka kenal di dunia nyata dan chatting dengan selebritis yang mereka sukai dan disediakan aplikasi merupakan daya tarik yang cukup bagus di sebuah aplikasi chatting.
Dengan demikian masa depan aplikasi chatting ini sangat cerah. Pergeseran selera pengguna terutama karena bosan dengan Facebook menjadi peluang yang cukup besar untuk dimanfaatkan. Sudah sesuatu yang pasti bahwa lama-kelamaan tak akan banyak yang bisa bertahan di Facebook karena produknya makin dewasa. Aplikasi chatting akan menggantikan kehebohan Facebook karena adanya real conversation.
Untuk itu sangat penting bagi Google untuk membeli aplikasi Chatting WhatsApp secepat mungkin. Pilihan kepada WhatsApp merupakan pilihan terbaik karena aplikasi ini sudah punya jalan monetisasi. Selain itu aplikasi ini tinggal dikembangkan dengan menambahkan fitus Hangout agar juga bisa berkompetisi denga Skype di pasar video chatting.
Google tidak mesti bertahan di angka tertentu dalam menawar WhatsApp. Saya rasa nilai 1 miliar dollar merupakan nilai yang pantas untuk sebuah aplikasi yang sudah jadi, bahkan mungkin bisa lebih besar dari 1 miliar dollar. Statistik WhatsApp juga bukan main-main. Di bulan Januari yang lalu, mereka mengirimkam 18 miliar pesan per hari. Jumlah download aplikasi ini di Android mencapai 100 juta download, belum lagi pengguna iOS Apple, BlackBerry dan Nokia.
Pembelian aplikasi WhatsApp juga menjadi solusi bagi Google untuk melakukan unifikasi layanan chatting mereka. Produk-produk chatting yang selama ini terpisah bisa digabung atau dihilangkan dengan adanya WhatsApp. Jadi tidak perlu banyak produk, cukup WhatsApp saja.
Nah tunggu apalagi Google, segera beli WhatsApp sebelum dibeli pihak lain, seperti Facebook atau bahkan Apple Inc.
Sayangnya whatsapp gak ada whatsapp ID ya seperti kakao dan line, jadi kalau mau nyebarin whatsapp di publik gak harus nyebarin no hm hehehe..
ReplyDeleteNah bener. whatsapp perlu neh ID agar tdk bergentung dengan nomor ponsel
Delete